Kesempatan Berlian

by - December 17, 2019



Pagi itu aku menerima telepon dari ustadzah untuk ikut serta dalam suatu acara seminar, seminar dengan narasumer yang mulia, maulana Habib Ali Zainal Abidin dariUni Emirat Arab. Wah.. kabar ini benar mengejutkanku. Awalnya aku masih sedikit berat sebab aku masih belum selesai dengan tugas di sekolah. Tapi aku sangat berharap bisa ikut dan bertemu beliau. Alhamdulillah tugasku selesai sebelum jam berangkat dan akhirnya aku bisa ikut.

Ya Allah, senang sekali rasanya akan bertemu dengan beliau, menatap wajah beliau, satu majlis bersama beliau, mendengarkan mutiara ilmu dari kalam beliau, dan semoga tertulis menjadi murid beliau, amiin. Membayangkannya saja bisa buat senyum senyum sendiri.


Maulana Habib Ali ini sedang safari dakwah di Indonesia dan alhamdulillah Malang, Jawa Timur adalah salah satu tempat beruntung menjamu beliau dan rombongan. Tepatnya di Gedung Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim. Sesampainya aku dan rombongan di lokasi, kami langsung menuju hall seminar yang berada di lantai empat, rupanya sudah ramai dengan mahasiswa dan tamu undangan serta pecinta beliau. saya berjalan ke arah pintu masuk dan rupanya semua kursi sudah terpenuhi, jarak kosong antar kursi pun hampir sudah terpenuhi oleh para peserta. Alhamdulillah dari panitia mempersilahkan kami untuk bisa duduk di bagian depan meskipun tidak ber-kursi.

Lokasi du dan panggung cukup dekat, senang sekali rasanya bisa sedekat ini nanti dengan beliau. Ruangan semacam  gedung teater ini sudah penuh, malah melebihi kuota. AC yang sedemikian dingin mulai menguar diantara peserta, untungnya udara kota Batu bisa mengatasinya.

wajah-wajah arab dan mahasiswa pascasarjana menghiasi pandangan mata dan menjadi mayoritas peserta. Rasa haru, bahagia dan antusias sangat nampak di seluruh wajah yang hadir di ruangan ini. Aku sedari awal duduk juga sudah mulai deg-deg an entah kenapa. Rupanya acara ini digelar secara sukarela dan tak membatasi kuota peserta. MC juga menjelaskan bahwa acara seminar Internasional ini tidak akan ada penerjemah, yang membuat peserta mencipta riuh, tapi tanpa protes, sebab sebagian besar peserta adalah orang-orang yang memiliki kemampuan bahasa arab yang jayyid. kecuali diriku. Dari panitia juga menghibur hadirin karena sebenarnya Maulana akan hadir pada pukul 14.00. itu artinya satu jam lagi dari waktu kami datang. Tapi itu tidak menjadi masalah bagi saya dan peserta yang lain karena kami rela harus menunggu beliau.

Menit ke menit masa penantian kami menatap beliau, tamu undangan dari kalangan pejabat, orang-orang bernasab timur tengah, dengan khas wajah arabnya mulai berdatangan dan mengisi kursi-kursi depan. MC juga sangat menghibur peserta di sela-sela menunggu beliau.

Detik-detik kedatangan beliau ...

Beberapa orang di pintu masuk samping panggung sudah mulai terlihat bergegas, itu tandanya beliau sudah dekat pintu, kamera ku siapkan untuk mengabadikan kedatangan beliau. Beliau mulai memasuki ruangan diikuti beberapa orang hingga ke panggung. Seruan Sholawat terdengar dari beberapa peserta seraya gemuruh sautan sholawat seisi ruangan. Kesempatan berharga orang-orang bisa salim, cium tangan beliau. Senyum khas beliau menyapa kami, dilanjut dengan salam beliau kepada kami.
Alangkah bahagianya hati ini, bisa bermuwajjahah dengan beliau memandang cahaya Allah yang diselimutkan melalui wajah teduhnya, Ya Allah maturnuwun  atas nikmat Mu.

Sudah berkali-kali jepretan kemera ku menangkap momen beliau. masyaallah senangnya...

Beliau akan memberikan mutiara kalam tentang "Nurturing Moderation in Religion Practice " kalau bahasa Indonesianya kurang lebih seperti Membina Moderasi dalam Praktik Agama.  Meski tanpa terjemah ada beberapa kalimatnya yang membuatkau menganggukkan kepala tanda mengerti.

Saya menangkap beberapa kalimat beliau tentang bagiamana sikap muslim milenial kepada dunia multikuktural dan moderat saat ini, bahwa kita sebagai muslim harus bisa bersikap, berperilaku dengan ilmu, memberikan teladan. Sebab teladan akhlak adalah jurus paling ampuh sebagai branding Islam dan kita harus menghargai apapun yang telah diciptakan oleh Allah, baik dari alam atau manusianya. Kurang lebih seperti itu.

Selama beliau memberikan ilmu nya, tak lepas kedua mataku memandang wajah beliau, wajah yang dikabarkan ulama mirip dengan paras kanjeng Nabi Muhammad SAW. Subhanallah


Dua jam berlalu, rasanya sangat sebentar untuk duduk bersama beliau. Beliau mengakhiri dengan doa singkat nan mantab. Seisi ruangan khusuk dan khidmad mengamini setiap rapalan doa nya. Di doakan cucu baginda adalah momen yang tak tergantikan dengan materi.

"Pandangan seseorang kepada orang alim dengan pandangan cinta, maka Allah akan mencipta malaikat darinya yang kemudian akan memintakan ampunan bagi yang memandang" ini di tuliskan dalam kitab Lubabul Hadits

Maturnuwon atas kesempatan ini Ya Robbi, semoga ini berlanjut ke pertemuan selanjutnya dengan beliau dan para kekasihmu yang lain.

Terimakasih ustadzah sudah mengajakku untuk bermuwajjahah dengan sangat kekasih yang selalu cinta kepada Allah dan NabiNya.






You May Also Like

0 komentar

Silakan tinggalkan pesan, saran, masukan disini yaaa....

Powered by Blogger.