Membaca Keluarga

by - December 13, 2020


Di ujung tahun ini, waktu membawaku pada sebuah kesempatan untuk bisa melihat, mengetahui, memahami sekaligus mempelajari tentang sebuah unit dimana kita ada di dalamnya, dan dari sana kita berasal kemudian tumbuh dan berkembang. Iyap. tentang KELUARGA. Akan ada banyak pernyataan yang menguraikan makna keluarga, tergantung dari sudut pandang seseorang yang memakainya. 

Namun yang saya ketahui dari wikipedia, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Keluarga yang kita kenal adalah dua atau lebih orang yang berkumpul dalam satu atap sebab perkawinan, hubungan darah atau adopsi yang di dalamnya ada interaksi satu sama lain, mengemban peran serta melangsungkan suatu budaya. Ibu, Ayah, kakak, atau adik adalah mereka yang pertama kali kenal dan dekat setelah kita menyadari bahwa kita hidup di dunia ini. Meskipun selanjutnya kita dikenalkan dengan kakek, nenek, paman, bibi, dan siapapun yang dikenalkan oleh ibu dan ayah sebagai saudara dan bisa menyebut mereka dengan keluarga.

Setelah menjadi remaja dan sekarang berada pada tahap usia dewasa yang mana cara berpikir sudah cukup matang, aku mulai melihat dan memperhatikan apapun yang dilakukan oleh orang di sekitarku. Apa saja peran yang dilakukan mereka dan bagaimana mereka bisa menjalankan peran itu. 

Ibu, sudah jelas dan nyata adalah orang yang melahirkanku, meng-Asihi-ku, dan cukup banyak membantuku sebagai manusia baru di dunia. Sedangkan ayah adalah orang laki-laki pertama yang ku kenal, suami dari ibu, seorang partner ibu di dalam rumah yang kemudian kutahu dia berperan dalam keberadaan diriku sekarang dan dia adalah pemimipin di dalam rumah. Kemudian aku dikenalkan dengan sesesorang yang ku sebut kakak, adalah orang yang juga lahir dari ibu beberapa tahun sebelum aku dan mereka mengenalkannya sebagai saudara kandung. Tiga orang inilah orang-orang yang pertama kali aku kenal sebagai keluarga. 

Keluarga, sebab adanya aku sekarang meski di balik itu semua ada Kuasa tangan Allah swt. dalam prosesnya. Aku menyadari bahwa aku adalah bagian dari keluarga. Aku juga merasa nyaman bisa ada di tengah-tengah kasih sayang ibu, perhatian ayah dan kepedulian seorang kakak yang kemudian dilengkapi dengan keseruan adik-adik. Aku bersyukur bisa hadir di antara mereka. Kekurangan adalah hal wajar bagi manusia, termasuk pada keluargaku namun kelebihan yang sudah diberikan oleh Allah senantiasa memberikan ketenangan dan kenyamanan di dalamnya.

Di dalam rumah, andil seorang ibu dan ayah sangat berpengaruh untuk kehidupan keluarga. Keduanya yang disatukan oleh pernikahan telah otomatis mengemban suatu tanggung jawab besar. Mereka berdua tidak lagi memikirkan dan memenuhi kebutuhan diri mereka sendiri tapi kebutuhan keluarga juga. Sebab mereka menjalankan multi peran, yakni sebagai suami dan isteri untuk masing-masing dan peran ayah dan ibu untuk anak-anak yang mereka miliki. Menjalankan tugas, tanggung jawab, dan peran tersebut bukan perkara yang mudah, menurutku kerjasama adalah kunci dari pelaksanaan tugas yang otomatis mereka dapatkan setelah memutuskan untuk menikah.

Kerjasama berarti melakukan sesuatu secara bersama-sama, sebab setelah pernikahan tidak melulu tentang "Aku" tapi ada banyak "Kita" yang diutamakan. Sebagaimana yang telah aku pelajari, Mengetahui dan memahami hak dan kewajiban peran baru adalah tahap awal memulai langkah dalam dunia keluarga. Komunikasi yang intens menjadi jalan utama untuk mengungkapkan ide, pendapat dan perasaan satu sama lain. Menerima segala kekurangan dan menghargai kelebihan juga syarat yang harus dimiliki diantara keduanya. Terus belajar adalah usaha yang tidak boleh gentar dan kendor sebab sejatinya hidup adalah proses belajar, terus memperbaiki diri dan berusaha mencapai nilai-nilai kebaikan sesuai dengan ajaran agama.

Ketika aku keluar dari kenyamanan rumah, aku melihat bermacam-macam kondisi keluarga. Terlepas dari keluarga aku berasal yang masih sering terjadi perbedaan pendapat, pertengkaran kecil, juga berbagai ujian yang datang menghadang. Tampak dari luar ada keluarga yang tampak bahagia dengan anggota keluarga yang lengkap, materi yang dimiliki, ada pula yang sudah kehilangan anggota keluarganya, kondisi financial yang berantakan, tempat tinggal yang sangat sederhana, anak-anak yang banyak, perselisihan antar anggota keluarga, juga keluarga yang sangat taat beribadah dan banyak lagi model keluarga yang kutemukan.

Dari hasil tangkapan bacaku akan realita gambaran keluarga yang aku temui, bahwa memang dalam keluarga, setiap anggota keluarga mengemban tugas sesuai peran masing-masing. Tugas kepala bahtera adalah tugas yang berat dan tidak mudah. Menyatukan beberapa isi kepala dan menerima paket nasib dari setiap anggota keluarga adalah proses yang tiada henti untuk terus diusahakan, diterima dan diperbaiki oleh semua anggota keluarga.

Orang tua yang menjadi pemandu utama harus bisa mengarahkan langkah anggota keluarga menuju arah yang tepat, bimbingan yang penuh pemahaman akan memudahkan perjalan panjang yang ditempuh.

Keluarga ideal versi Al-Quran adalah keluarga yang di dalamya bisa mendatangkan dan menumbuhkan sakinah yakni ketenangan, mawaddah yakni cinta, rohmah yakni kasih sayang, dan barokah yakni diliputi kebaikan. Namun, bukan berarti sebuah keluarga yang ideal selalu ada pada kondisi yang sweet dan baik-baik saja, Tidak!!. Akan ada hari, bulan atau tahun dimana persoalan rumit datang menguji. Akan ada hal-hal pahit yang dirasakan, tidak melulu tertawa dan bersenang-senang seperti yang bertebaran di feed instagram.Namun, selama setiap anggota keluarga paham nilai-nilai agama dan dia bersedia menerapkannya dalam peran yang dijalankan, Insyaallah akan tercipta keluarga ideal.

Bagiku keluarga, bukan sekedar tempat pulang yang menyediakan pelukan kenyamanan dan ketentraman, namun juga tempat yang juga terdapat rasa saling menghargai dan menghormati. Sebab keluarga adalah tempat pertama kali manusia tumbuh dan berkembang, tempat yang seharusnya dijadikan tempat titik kumpul dan tempat kembali dari segala euforia masyarakat.

Samudera yang luas tidak akan senantiasa tenang dan elok, sesekali dia bergerak dengan badai dahsyat dan ombak yang besar. Bahtera yang akan melaluinya perlu kekuatan, perlu kerjasama seluruh awak bahtera juga komunikasi yang tepat. Seperti kata pepatah "awak kapal yang handal tidak dibentuk dari ombak laut yang tenang". Maka dari sangat butuh persiapan dan bekal untuk menghadapi gelombang kehidupan di depan nanti, menuju hamba dan ummat yang terbaik.

Sang pemilik takdir telah membekali sebuah paket lengkap hambanya untuk kebutuhan mengarungi samudera luas. Ada lima bekal (lebih sebenarnya) yang bisa digunakan selama perjalanan panjang itu, sabar, syukur, ikhlas, qona'ah dan tawakkal. Persediaan bekal yang tak terbatas oleh ruang dan waktu, yang bisa diambil dan dikenakan setiap saat. Maka, tergantung ikhtiar kita menjalankan bahteranya.

Realita kondisi keluarga di luar sana menjadi pelajaran berharga bagi ku, aku juga tidak tahu pasti bagaimana keluarga yang akan aku kendarai. Sebagai manusia yang hobi ber-senandika, seringkali muncul pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal janggal tentang keluarga. Mengapa hal itu bisa terjadi di antara mereka? Apa mereka tidak membuat makna keluarga ideal? Apa mereka tidak mau memperbaikinya? Mengapa mereka terus bertahan dengan kondisi yang merugikan? dan lain lain. Huft. begitulah isi otakku ketika sinyal keponya mode  on.

Setidaknya, aku akan kembali melihat tulisan ini ketika nanti aku menemukan partner menjalankan bahtera yang telah kami pilih. Ini akan menjadi pengingat untukku sendiri sekarang dan nanti.

Semoga kita semua ada dan berada di dalam keluarga yang penuh harmoni, kenyamanan dan ketenteraman,  keluarga yang diliputi kasih sayang, pertolongan, cinta dan selalu mendapatkan petunjuk-Nya serta kebaikan yang kita lakukan semoga mendapatkan rida Allah Swt. Amiin

Catatan seorang anak.


You May Also Like

0 komentar

Silakan tinggalkan pesan, saran, masukan disini yaaa....

Powered by Blogger.