Yuk Bantu!

by - July 10, 2021


Butuh menarik napas dalam-dalam untuk membahas tema kali ini. 

Sudah berjalan kurang lebih 18 bulan kita semua menghirup oksigen pandemi yang mungkin sudah banyak bercampur dengan virus corona. Atmosfer yang sedikit mencengkeram ini terus menyelimuti udara kita. Udara yang nyatanya terus kita hirup dari pori-pori masker yang menutupi sebagian wajah kita.

Imbas dari virus yang berusia 18 bulan ini, sudah nyata dirasa manusia dan alam kita. Banyak sekali perubahan dan keadaan baru yang telah kita ketahui dan lalui bersama. Syok, jenuh, cemas dan  takut telah nyata menghantui dan merasuk pada jiwa kita. Penolakan, usaha bertahan serta pengabaian juga mulai dipilih oleh banyak dari kita.

Sangat wajar sebagai manusia untuk merasa lelah menghadapi kondisi ini, kondisi baru yang kita semua sama-sama tidak merasa dibuat nyaman dalam hal apapun.

Kabar-kabar duka sebab positif virus corona dari orang-orang yang kita kenal seakan menjadi mimpi buruk yang datangnya masih sore. Kalau boleh dikata rupanya Izroil jadi malaikat paling sibuk pada delapan belas bulan ini apalagi akhir-akhir ini.

Para ilmuwan, dokter bahkan pemerintah sekalipun tidak jauh beda dengan kita yang sama-sama menghadapi pengalaman pertama virus ini. Saya sangat yakin mereka terus berusaha bergerak menemukan yang terbaik untuk mengatasi perubahan keadaan ini.

Kita semua sama, merasa lelah nan jenuh dengan keadaan. Namun di tengah rasa ini Allah Yang Maha Baik masih memberikan kita nikmat. Nikmat yang mampu kita temukan jika kita benar-benar menilik kembali ke diri kita dan mau melihat dari sisi lain hadirnya corona ini. Mari kita kembali menyusuri diri kita dan sekeliling kita untuk menemukan nikmat yang tidak pernah alpa sekalipun Allah berikan kepada kita hingga detik ini, yang seharusnya bisa kita syukuri.

Kalau kata Gus Baha, kita diberi ujian yang hanya berjalan hitungan bulan saja mengeluhhnya tidak habis-habis, bandingkan dengan nikmat bertahun-tahun yang Allah beri dengan sangat luas nan banyak. adakalanya sikap dan respon kita yang perlu dirubah dan diperbaiki.

Memang tidak mudah untuk bisa bersyukur di tengah situasi sulit ini, himpitan kebutuhan dunia yang dirasa semakin krisis hampir menutupi nikmat-nikmat kecil yang sedang kita miliki, sehingga tanpa sadar atau tidak pelampiasan lelah berakibat abai dan tak acuh akan sesuatu yang lebih menyelamatkan diri dan saudaranya.

Nasib menjadi orang dengan ekonomi ke bawah yang harus bersusah payah memenuhi kebutuhan dapur dan keluarga diketahui bersama bahwa mereka memang butuh usaha yang berlipat ganda di tengah keadaan kini. Jika mereka tidak keluar rumah rasa-rasanya tidak akan bisa menghidupi keluarga dan bara tungkunya. Apalagi yang mendadak dirumahkan oleh tempat kerjanya. 

Apakah orang-orang dengan nasib yang menurut mereka beruntung juga mendapatkan kesulitan memenuhi kebutuhan seperti mereka? Kalau saya diperkenankan menjawab, saya akan berkata iya. Bagi saya semua dari kita sedang dalam keadaaan sama yakni hidup di tengah pandemi dan sama berjuang dalam kesulitan yang memiliki kuantitas dan kulaitas yang berbeda, kita hanya perlu menyadari bahwa kesulitan yang kita terima sesuai dengan kemampuan kita.

Mari coba kita amati bersama keadaan orang di bagian sana, presiden, pengusaha, dokter apalagi! Mereka juga manusia yang juga ingin terus hidup, terus mencoba tetap bertahan, terus bergerak untuk esok yang lebih baik. 

Mereka dengan profesinya pasti senantiasa berpikir dan bertindak untuk perubahan keadaan yang lebih baik. Situasi di negara kita sedang tidak baik-baik saja akhir ini. Angka penularan meningkat meskipun angka kesembuhan juga ikut mengejarnya. Keadaan rumah sakit beserta orang-orangnya terkonfirmasi sedang kacau.

Tenaga kesehatan adalah manusia. Manusia yang juga sama seperti kita meskipun mereka dibayar tapi mereka juga wajar merasa jenuh dan lelah. Mereka adalah manusia yang juga ingin terus hidup. Nasib sebagai tenaga kesehatan yang sudah diemban tidak serta merta dilepaskan saat mereka benar-benar jenuh dan sangat lelah. Ikrar profesi yang telah terpatri dalam sanubarinya terus dipompa untuk tetap bertahan membantu semampunya.

Saya yakin setiap mereka yang akan masuk zona hitam, di ruang-ruang manusia yang membawa virus, mereka akan merapal doa dengan teguh, meyakinkan dirinya untuk kuat dan bisa dan meyakinkan bahwa hari ini dia akan tetap baik-baik saja dan kembali ke rumah dengan selamat.

Tenaga kesehatan kita juga manusia yang lahir dari keluarga. Mereka juga ingin memberikan ketenangan hati dan situasi anggota keluarganya. Mereka dalam keberaniannya terus meyakinkan dirinya dan keluargaya bahwa mereka akan pulang dengan baik-baik saja dan selamat meskipun hari yang akan dihadapinya tidak pasti dan sangat mungkin akn terpapr virus ini.

Rupanya ini tidak hanya dialami tenaga kesehatan, para manusia yang mau tidak mau harus keluar, harus mencari nafkah untuk memasuki zona hitam dan merah juga akan melakukan itu. Sekali lagi ini berat dan sulit bagi mayoritas kita yang menjalani perannya masing-masing. 

Terlepas dari mereka yang serakah dan dholim akan hak-hak yang seharusnya diberikan kepada kita, tetaplah kita harus taat dan patuh dengan anjuran para ahli kesehatan kita, yang mana mereka adalah ahli dalam bidang ini. 

Protokol kesehatan sudah digaungkan dimana-dimana. Saya yakin kita sudah hapal sekali. Teling dan mata kita sudah tiap hari menangkapnya. Siapapun kita mari saudaraku kita patuhi protokol kesehatan bahkan dengan ketat sekalipun. Sebenarnya kita tidak butuh dalil untuk melakukan ini, toh sudah jelas bahwa ini untuk kebaikan dan keselamatan kita semua.

Meskipun begitu saya akan memberikan penguatan, seperti yang Kiai saya dawuhkan, bahwa di dalam Al Quran sudah jelas akan intruksi mematuhi kebijakan pemerintah asalakan bukan sutau yang mengarah pada kedholiman, bukankan ini sebuah kewajiban? Bagaimana kalau kita acuh tak acuh?

Rosulullah SAW juga bersabda bahwa kita diminta menjaga 5 perkara sebelum datang 5 perkara salah satunya menjaga kesehatan sebelum datangnya sakit, jelas ini sunnah. Apalagi saling menjaga dan menyelamatkan saudara-saudara kita. Mari sama-sama kita menjaga diri kita dan menjaga orang-orang yang kita cintai. 

Untuk pembaca setia laman saya, mari sama-sama wujudkan rasa syukur kita dengan banyak melakukan kebaikan. Mari kita bantu sekeliling kita, semampu yang kita bisa, jika tidak bisa dengan materi, mari kita patuhi dan lakukan protokol kesehatan dengan sempurna. Jangan lupa terus berdoa sebagai usaha batin kita, sebab doa adalah senjata ampuh seorang mukmin.

Untuk teman-teman yang saya yakin kalian adalah orang baik dan ingin menjadi baik, mari kita menjadi pelopor kebaikan tanpa pamrih, sebarkan ujaran yang baik, hindari berkata yang menyakiti sesama dan tambahkan terus kebaikan yang kita bisa dan miliki. Sebab kalau bukan saya dan anda, siapa lagi?

Terimakasih sudah membaca sampai akhir, semoga kita senantiasa sehat nan kuat, senantiasa dilimpahi rahmat dan nikmat olehNya dan terhindar dari penyakit yang berbahaya, amiiinnn.

Catatan Warga +62


You May Also Like

0 komentar

Silakan tinggalkan pesan, saran, masukan disini yaaa....

Powered by Blogger.