Sudah lama sekali saya mengikuti akun instagram beliau, salah satu orang yang sangat ingin aku bertemu dan menatap wajahnya secara langsung. Beliau Syarifah Fatima Musawa putri Habibana Mundzir Al Musawa dari Jakarta. Entah sejak kapan saya mulai menaruh hati dengan beliau dan dakwahnya, yang saya ingat hanya ingin sekali ditakdirkan bisa bertemu dan menghadiri majlis ta'limnya.
Hari rabu malam, tujuh hari sebelum pertemuan terjadi saya dikabari lebih dulu kalau beliau akan benar-benar hadir disini, di tempat saya sekarang. Wah wah wah terkejutlah saya. its real !! sebelumnya satu tahun yang lalu saya sempat mengajukan agar mengundang beliau mumpung bbelau juga ada road show, tapi sepertinya takdir belum mampir. Dan baru tahun ini kita dditakdirkan bertemu.
Rabu, 22 september 2021 resmi beliau hadir di pondok,. pada siang yang sangat terik barisan santri sudah berjajar rapi di sepanjang gerbang putri untuk menyambut kedatangan tamu mulia ini. Jarum jam yang menunjukkan pukul 13.15 dan iringan lantunan Thola'al badru menjadi saksi mobil beliau memasuki gerbang putri dan berjalan pelan diantara sorak sorai dan lambaian bahagia santri.
Usai jamah sholat isya', para santri segera bergegas menuju aula tempat acara berlangsung. Acara dibuka dengan pembacaan dibaiyah. Setalah lima belas menit berlalu tholaal badru dilantunkan kembali bersama-sama oleh sekitar ribuan santri di aula. Barisan belakang sudah ramai sekali rupanya rombongan beliau sudah berjalan menuju tempat.
Hingga tibalah mata ini menagkap kehadiran beliau tanpa burqa yang menutupi wajahnya. Bersama itu Bu Nyai kami digandeng oleh beliau. Allah... masih tidak menyagka bahwa beliau benar-benar hadir di depan mata saya, di tengah-tengah kami. Tak terbendung air mata haru dan bahagia, tak pula berhenti keluar. Segera beliau duduk dan melempar senyum bahagia kepada kami. Riuh santri juga masih terdengar mengiringi kedatangan beliau kali ini.
Akhirnya saya bisa menatap wajahnya, wajah yang hanya saya tahu dari foto masa kecilnya. Ada banyak sekali gurat wajah abinya disana, cantik, teduh, dan marem ing manah. Beliau berkaca mata. Tidak tahu lagu bagimana meggambarkan beliau dan suasana malam itu. Aura yang dibawa sungguh menenteramkan atmosfer kami.
Bedah buku, adalah inti acara dan kehadiran beliau disini. "Tumbuh" adalah buku ketiga beliau setelah Nafas dan The Labyrinth. Ada kak Asih yang juga cantik dan lihai membawa arah diskusi menjadi lebih renyah. Ada satu bab dari bukunya yang beliau bacakan sampai habis. Cara berbicaranya tidak terkesan menggurui dan sangat komunikatif. Gaya bahasa yang selama ini hanya bisa saya temui dari instragamnya kini bisa mendengar secara langsung dengan bonus mentap wajahnya pula.
Benar sesuai yang sering diunggah di story instagram beliau, Syarifah Fatima adalah orang yang keren dan unpredictable. Pembawaan diri yang santai, tampak sekali bahwa beliau adalah sosok pribadi yang tangguh dan penuh semangat dalam berdakwah.
Setelah pembacaan satu Bab tentang Hidup Yang Kusut, beliau memberikan kesempatan santri untuk bertanya. Sesi ini yang kemudian banyak menciptakan banyak keharuan. Santri yang kesempatan bertanya mendapat kesempatan bersalaman. Namun pada nyatanya ada yang mendapat tanda tangan dan yang plaing mengahrukan mendapat pelukan erat dari beliau. teriak nggak, ya iya lah teriak!
Dua jam berlalu dan masih kurang rasanya, tapi beliau memang harsu segera istirahat. Beliau juga sempat melontarkan sudah terasa sakit punggungnya. Acara pun harus mau diakhiri meskipun sejatinya tidak mau. kami masih betah mendengar beliau berbicara dan sangat betah memandang wajahnya.
Sebalum beliau turun dari panggung, beliau sempat mengambil momen bersama kami lewat gawainya. Dan satu lagi beliau berkenan foto bersama pengasuh. Sesaat sebelum foto. Ribuan pasang mata kami terbelalak dengan apa yang dilakukan beliau. Beliau memakai burqanya di depan kami, burqa yang tidak hanya satu lapis dan seketika wajah teduhnya tidak terlihat dan hanya menyisakan separuh kaca matanya. Subhanallah...
Bersyukur sekali saya bisa bertemu dan memandang wajah Syarifah Fatima, lebih beruntung lagi bisa mendengar ilmu dari beliau dan menjadi saksi lauchingnya buku beliau. Saya benar-benar merekam terus wajah beliau dan menyimpannya ke dalam memori supaya bisa membayangkan wajahnya terus ketika membaca karyanya.
Terimakasih sudah hadir di sini, terimakasih sudah berbagi banyak ilmu, pengalaman, dan cerita menarik dengan kami. Semoga Syarifah terus diberikan kekuatan dan kesehatan paripurna agar terus bisa banyak berbagi kebaikan dan dakwah. Kami berharap bisa berjumpa dan beratatap muka lagi. Seperti doamu malam itu, Semoga kita bisa bertemu lagi di pertemuan-pertemuan selanjutnya tidak hanya di dunia namun kelak di akhirat sana. Amiiin.
Al Yasini, 25 September 2021

