Menjadi Dewasa

by - March 31, 2022

 


Dewasa itu bisa berarti usia juga bisa berarti pada cara berpikir dan bersikap seorang individu. Pada makna usia, dewasa adalah mereka yang sudah menginjak usia 22 ke atas dengan berbagai tugas perkembangan yang harus ditunaikan agar sesuai dengan keadaan dirinya dan tuntutan lingkungan di sekitarnya.

Pada makna berpikir dan bersikap, dewasa menempati “cara” yakni bagaimana seseorang merespon keadaan sekitarnya dengan berpikir dulu sebelum betindak dan berbicara. Ada proses mengelola informasi yang mana perlu menempuh pertimbangan dan aturan-aturan yang ada sebelum berubah menjadi bahan bicara dan asal mula perbuatan.

Di sini saya ingin mengajak teman-teman melihat ke dalam wana dewasa di menjadi dewasa di usia dewasa. Yuk mari !

Memasuki usia 20 an, kita memang mendapatkan tugas perkembangan yang sejatinya perlu ditunaikan, untuk kemudian kita  akan cukup siap menghadapi fase perkembangan selanjutnya sebab akan ada tugas lain yang sudah menunggu. Jika tugas pada fase sebelumnya tidak atau belum dilaksanakan dengan baik maka individu akan menemui hambatan pada tahap perkembangan selanjutnya.

Jadi, Pada Ilmu Psiklogi Perkembangan, individu pada tiap fase perkembangan dan pertumbuhannya memiliki tugas yang perlu ditunaikan sebagai individu. Maksud tugas ini berupa kecakapan individu untuk menguasai beberapa hal pada usianya, seperti berbicara, berjalan, pembendaharaan kata, kemandirian, adaptasi, paham pribadi dan peran sosial dan lain sebagainya. Hal ini diterangkan jelas oleh Psikolog Hurlock pada bkunya Psikologi Perkembangan.

Yang pertama, dewasa di usia dewasa, kita dituntut untuk bersikap mandiri seutuhnya. Meskipun sejak kecil mulai dilatih mandiri tapi pada usia dewasa kita secara tidak langsung dan waras, mandiri seperti tuntutan berat dan besar. Dewasa sudah terbingkai memiliki sikap dan sifat ini sebab akan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh diri sendiri apalagi jika dia sudah memutuskan memiliki pasangan dan keluarga. Keputusan - keputusan yang akan dimabil semakin kompleks.

Mandiri bukan berarti egois, mandiri adalah tidak selalu bergantung pada orang lain atau senantiasa mengharap bala bantuan datang, tapi mandiri adalah mampu dan berani mengambil keputusan dengan (telah) mempertimbangkannya sesuai kebutuhan dan kondisi sekitar. Bukan berarti tidak perlu mencari bantuan tapi mandiri adalah tegas  dan tanggung jawab pada diri sendiri  atas pilihan yang dipilih.

Terlahir sebagai individu yang sedia segalanya memang akan cenderung melahirkan sifat bergantung pada seorang anak, tapi orang tua yang bijak tidak akan membiarkan anaknya ada dalam kubangan siap sedianya fasilitas atau mudahnya memperoleh keinginan. Anak yang dilatih kesadaran diri akan apapun yang dilmiliki bahwa bukan miliknya sendiri, pentingnya sebuah usaha dan menghargai sebuah  proses, akan tercipta pribadi anak yang bijak, mandiri dan tangguh meski usianya belum sampai pada usia dewasa.

Usia dewasa juga sering mendapat dorongan dari sekitarnya agar mandiri financial, juga menjadi bahan overthinking dan stuck para dewasa muda dan dewasa tengah. Memang memiliki pendapatan sendiri akan mengangkat harga diri seseorang, tapi semakin kesini dewasa muda kita terjebak dalam generasi sandwich, yang mana pendapatan mereka tidak melulu untuk mereka tapi ada tuntutan biaya hidupnya, orang sekitarnya atau bahkan harus menutupi hutang. Yahhhh

Baru satu pembahasan rasanya sudah engap bukan? Ya beginilah menjadi dewasa harus sering-sering atur nafas, inhale.... exhale... supaya tidak terbawa suasana. wkwkwkwk

Ya.. pada intinya sudah selayaknya usia dewasa bersikap mandiri dalam berbgai hal agar kita tetap bisa berdiri tegak dan kuat bangkit kembali dan berjalan meski banyak di sekitar kita yang mencemooh atau bahkan tidak berpihak pada kita atau pergi meninggalkan kita.

Yang kedua, menjadi dewasa di usia dewasa butuh melatih melapangkan hati. Sebab akan banyak momen yang mengharuskan kita rela dan ikhlas. Betul begitu para pembaca?

Hati, pikiran dan perbuatan adalah perkara yang dituntut berjalan beriringan. Ketiganya perlu berkerja sama agar tercipta diri yang harmonis. Meski tidak melulu sirotol mustaqim, tapi setidaknya ketiga hal tersebut sudah aktif dan dijalankan secara sadar. Ketiganya perlu diaktifkan sepanjang fase dewasa yang sedang kita jalani.

Kehilangan adalah momen yang sering dihadapi oleh dewasa. Jika tidak terlatih melapangkan hati maka individu akan mudah putus asa dan kecewa. Akibatnya hal-hal negatif dan perbatan buruk akan mudah mampir dan singgah sehingga mengundanag perangai buruk pada dewasa tersebut.

Lalu bagaimana cara melapangkan hati? Bukan perkara mudah pastinya. Tapi hal ini adalah sesuatu yang masih bisa diusahakan dan dicoba. Sebab Allah telah berjanji akan memberikan kekuatan pada hambanya sesuai porsi dia diciptakan, akan memberikan kemudahan setelah kesulitan, akan mengabulkan doa jika dia mau meminta dan mendekat. Ya karena Allah adalah sumber dari semua itu.

Saya yang menulis inipun bukan termasuk pribadi yang memiliki hati yang lapang, tapi saya sering mmebiasakan diri melakukan self talk tentang janji Allah di atas. Dengan begitu perlahan diri saya sadar dan selanjutnya insyaallah hati kita mulai lapang.

Berbaik sangka kepada Allah adalah keharusan, jadi apapun takdir Allah kepada kita, meskipun menurut yang kita rasakan sangat susah, sulit, sakit atau bahagia sekalipun adalah atas izinNya dan terbaik. Kita dituntun untuk merasa lemah dihadapanNya dan mengakui bahwa tanpa bantuan dan rahmatNya kita tidak akan bisa melakukan itu semua. Kita dipanggil untuk selalu mendekat dan mengharap kebaikan KuasaNya.

Yang ketiga, menjadi dewasa di usia dewasa sering terjebak dalam QLC (Quarter Life Crisis), apa itu? Satu momen yang dialami oleh dewasa usia 25 -30 an dimana mereka mengalami kegalauan atau kegundahan akan dirinya, karirnya, atau posisi peran sosial. Dewasa yang mengalami stuck dan bingung arah jalan. “pulang malu tidak pulang rindu” mungkin istilah ini cocok untuk mereka yang ada pada fase QLC ini.

Apakah wajar mereka berada di fase ini? menurut saya wajar saja dan bagi siapa yang sekarang ada di fase ini, its okay and lets get out!

QLC akan menggiring mental dewasa sedikit terganggu (bukan otomatis menjadi gila ya) bahkan bisa mengarah pada psikosomatis jika tidak mencari jalan keluar. Salah satu sebab QLC timbul pada diri dewasa adalah beberapa tugas perkembangan di fase sebelumnya yang tidak selesai atau tuntutan keadaan yang terhadi secara spontan atau tiba-tiba.

Menghadapi QLC, butuh kesadaran diri dan bantuan orang lain. Jika seorang dewasa enggan mencari bantuan dia kan cenderung hanya berputar-putar di jalan yang sama bahkan stuck dan putus asa. Namun, jika dia mau berbagi yang penuh dalam kepalanya dan bersedia mengurai kebingungannya, niscaya dia akan mampu keluar dari QLC bahkan menemukan dirinya yang baru dan mendapat cahaya ilahi untuk melanjutkan kesempatan yang masih ada. Hehehe

Menjadi dewasa di usia dewasa dengan gejala QLC perlu penanganan dan perhatian sekitar. Butuh support system agar individu merasa tetap berharga dan berhak hidup. Butuh dibersamai dalam mengetahui dirinya dan menemukan tujuan yang ingin diraihnya.

Jika teman-teman pembaca sedang ada pada QLC dan takut berbagi pada orang lain, saya sarankan untuk tetap beragai pada orang lain asal mereka adalah orang yang tepat (profesional), misal psikolog atau konselor. Mahal? Memang tapi sudah ada beberapa instansi konseling yang menggunkan kartu BPJS atau yang memberikan layanan gratis. Mungkin dari merekalah, Allah membantu teman-teman.

Tarik nafas lagi yuk...

Jangan lupa embuskan.. hehehe

Kalau sudah jadi dewasa rasanya ingin kembali saja menjadi anak-anak, yang tidak sering overthinking dan tidak banyak tuntutan. Hehehe
(ini hanya alibi orang-orang yang menolak tua)

Mungkin cukup dulu pembahasan dewasanya, kita lanjut part dua saja biar tidak terlalu panjang. Ya memang sangat kompleks lika liku yang dihadapi dewasa tapi seru sekali bukan! Hahahaha

Boleh tinggalkan komen di bawah untuk kritik dan saran kalimat saya yang barangkali ada salahnya, atau boleh juga saran untuk pembahasan terkait "dewasa" lainnya, ditunggu ya!!

Selamat membaca, kawan dewasa!!!

You May Also Like

2 komentar

  1. Oke..semoga kita bisa menjadi dewasa pada saatnya..

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan pesan, saran, masukan disini yaaa....

Powered by Blogger.