Bertumbuh pada fase puluh kedua
Sering terjadi hilang oksigen sukma
Seakan menyisa sempit dalam dada
Hanya terdengar tangis tak bersuara
Kerap mengejar terburunya napas
Menarik ke ruang atma kusam
Melepaskannya di lorong-lorong kesal
Melebur timbunan lelah dan bebal
Untuk bisa lahirkan jiwa tenteram
Bisa kau rasa perihal kejadian
Menuju rangkaian kesepakatan
Yang tak sekadar anggukan
Antrian tuntutan dan pertimbangan
Seolah merupa tantangan
Malah berbuntut kewalahan
Puluh yang terus bernafas
Tak selalu menjanjikan lega
Adakalanya rela menerima sesak
Untuk bisa merasai nikmatnya lapang
Akan terasa sulit jika pikir sempit
Akan tampak rumit jika tahu sedikit
Mengeluh bukan ihwal eksplisit
Hanya akan menuai banyak sakit
Lekas beri sempat pada bangkit
Puluh akan beriring bersamai sewindu
Entah panjang atau berhenti di tujuh
Setiap awalnya akan ada yang baru
Meski tak selalu mudah dalam menuju
Mari tetap melaju, melangkah maju
Nikmati asyiknya puluhan puluh
Sering terjadi hilang oksigen sukma
Seakan menyisa sempit dalam dada
Hanya terdengar tangis tak bersuara
Kerap mengejar terburunya napas
Menarik ke ruang atma kusam
Melepaskannya di lorong-lorong kesal
Melebur timbunan lelah dan bebal
Untuk bisa lahirkan jiwa tenteram
Bisa kau rasa perihal kejadian
Menuju rangkaian kesepakatan
Yang tak sekadar anggukan
Antrian tuntutan dan pertimbangan
Seolah merupa tantangan
Malah berbuntut kewalahan
Puluh yang terus bernafas
Tak selalu menjanjikan lega
Adakalanya rela menerima sesak
Untuk bisa merasai nikmatnya lapang
Akan terasa sulit jika pikir sempit
Akan tampak rumit jika tahu sedikit
Mengeluh bukan ihwal eksplisit
Hanya akan menuai banyak sakit
Lekas beri sempat pada bangkit
Puluh akan beriring bersamai sewindu
Entah panjang atau berhenti di tujuh
Setiap awalnya akan ada yang baru
Meski tak selalu mudah dalam menuju
Mari tetap melaju, melangkah maju
Nikmati asyiknya puluhan puluh
