Saya ingin mencatat salah satu momen berkesan dari rangkaian perjalanan
khidmah saya. Momen ini bermula kurang lebih satu tahun dari hari saya menulis
ini. Tak pernah disangka dan tak pernah terlintas bisa diminta menjadi salah
satu orang yang bisa membersamai atau istilah jawanya "ndereki"
beliau guru (baca bunyai) saya.
Khidmah kepada guru atau ahli ilmu adalah salah satu hal yang bisa
dikatakan suatu keharusan bagi seorang pencari ilmu sebagai ikhtiar keberkahan
dan kebermanfaatan ilmu-ilmu yang diperolehnya. Alhmdulillah, saya
berkesempatan menempuh cara lain dalam berkhidmah pada guru. Pada mulanya
merasa insecure yang kemudian berangsur menjadi sebuah beruntung atas
kesempatan ini. kenapa insecure? sebab khawatir tidak mampu mengimbangi
kebutuhannya dan kesempurnaan ideal tugasnya
Di tahun keempat menjalani kegiatan pemerintahan, saya
berkesempatan “ndereki” beliau tentu dengan bayang-bayang insecure di
setiap tugasnya. Khawatir tidak tepat, keliru atau salah dalam melayaninya.
Tapi saya kembali pada konsep diri “ selalu ada yang pertama dalam hidup kita
yang perlu kita hadapi”.
Setelah mencerca beberapa pertanyaan kepada ajudannya demi
menenangkan segala anxiety introvert dan plegmatisnya, dengan mengucap
bismillah, let's say yes and go!
Awalnya tugas ini hanya sementara sebab menggantikan masa cuti
ajudan, tapi nyatanya berlanjut meskipun jatuh berkala.
Hari pertama, tentu usaha adaptasi dengan tugas dan kesigapan. Pada
hari itu saya mulai tahu kegiatan lain beliau selain menjadi guru kami. Lokasi
pertama di luar ekspektasi, sejujurnya saya banyak menahan untuk baik-baik saja
melaluinya. Suatu keahlian tidak baik seorang plegy, hehehe. Tapi hari itu
berjalan lancar dan cukup menyenangkan.
Bersamaan dengan cuti ajudan, beliau mendapatkan mandat
menggantikan tugas sementara ibu bupati yang sedang menunaikan ibadah haji.
Dengan begitu jadwal beliau lebih padat.
Pada perjalanannya, saya juga ikut sedikit merasakan lelahnya harus
berpindah-pindah tempat kegaiatan yang bisa mecapai 5-6 tempat dalam satu hari,
belum lagi sikap sumringah yang harus selalu ditampilkan di depan undangan atau
masyarakat dan tentunya juga kerahan seluruh tenaga dan pikiran saat memimpin
rapat yang tentu menguras energi. Naif jika saya tidak mengatakan lelah, tapi
senang dan niat saya menutupi semuanya. Sebab banyak sekali hal-hal baru dan
menyenangkan yang menyertainya.
Pada kesempatan lain, pada kegiatan yang dihadiri Neng dan Kiai, saya
bisa nderek satu mobil bersama beliu. Baik Kiai atau Neng tidak pernah
tertinggal untuk membaca adzkar/wirid ketika berada di dalam mobil selama
perjalanan menuju tempat kegiatan. Bahkan kiai akan membaca tawassul panjang
sebelum memulai bacaan dzikirnya. Subhanallah!
Sungguh beruntung orang yang dekat dengan Allah Ta’ala, mereka akan
selalu menempatkan Allah dalam setiap langkah kaki dan perbuatannya, jadi kita
yang di sekelilingnyapun akan ikut merasa dekat pula dengan Allah Ta’ala.
Di tengah-tengah momen ini saya jalani, saya menemukan ilmu yang
harus saya jadikan pedoman selama saya ndereki beliau. Kedekatan saya dengan
guru ini jangan sampai mengurangi rasa ketawadhuan sebagai santri, apalagi
kedekatan ini bisa menjadi ujian tatakala kita mengetahui kekurangan atau aib
dari guru kita. Guru yang juga manusia seperti kita, tidak luput dari
kekurangan namun saya memohon agar bisa menjaganya dan menutupinya. Untuk itu
saya selalu merapal doa dari Imam Naawawi.
Pada kitabnya at-Tibyân fî Adâb Hamalati al-Qurân, menyebutkan doa
agar kita terhindar dari mengetahui aib seorang guru.
اَللَّهُمَّ اسْتُرْ عَيْبَ مُعَلِّمِي عَنِّي وَلَا
تُذْهِبْ بَرَكَةَ عِلْمِهِ مِنِّي
“Ya Allah, tutupilah aib guruku dariku, dan jangan Engkau hilangkan
berkah ilmunya dariku.”
Di samping itu, ada beberapa “waah” momen selama mendampingi
beliau, salah satunya saat mobil kami dikawal patwal, hehehe. Sebab selama ini
hanya menonton atau jadi penumpang kendaraan yang harus menepi dari jalan untuk
memberi jalan rombomgan patwal yang membelah jalan untuk memudahkan kendaraan
yang membawa orang penting di atasnya. Selain itu, saya bisa bertemu dan berada
dekat dengan orang-orang penting yang menjadi tamu penting. Pernah satu kali
mendapat akses VIP saat masuk stage.
Saya bertafakkur, di dunia saja, jika kita ikut, kenal dan dekat
pada orang VIP dunia maka kita akan ikut dimana mereka berada, apalagi untuk urusan
akhirat. Jika kita bisa mendekat, mengikuti, dan mencitai orang-orang VIP Allah,
maka banyak peluang bagi kita akan ikut bersama mereka. Saya juga teringat
hadits Nabi, إِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ yang artinya seseorang
akan dikumpulkan bersama orang yang dicintai.
Doa saya saat ini, semoga saya tidak hanya di dunia mendapat akses
itu, tapi nanti kelak di akhirat juga. Semoga di sepanjang hidup ini saya
senantiasa bisa dekat dengan para orang VIP Allah dan masuk dalam golongannya.
Seperti yang Imam Syafi’i dawuhkan juga
أُحِبُّ الصَّـالِحِينَ
وَلَسْتُ مِنْـهُمْ
لَعَلِّي أَنْ أَنَـالَ
بِـهِـمْ شَـفَاعَــــهْ
Saya
mencintai orang-orang soleh, meskipun aku tidak termasuk diantara mereka
Semoga
bersama mereka, aku akan mendapatkan syafa’at kelak
Alhamdulillah, di hari-hari terkahir masa jabatan beliau berakhir, saya mendapat kesempatan mendampaingi beliau lagi. Sekali lagi saya ungkapkan rasa senang dan beruntung atas kesempatan khidmah ini.
| The VIP |
Meskipun pada realitanya saya tidak banyak meringankan tugas
beliau, malah menambah keriwuhan beliau. Ada satu pengalaman yang bikin
overthinking berhari-hari. Setelah berkunjung ke salah satu tempat, ketika
beliau hendak naik mobil, rupanya sandal yang licin dan pijakan mobil yang juga
licin sebab basah sehabis hujan beliau terpeleset hingga jatuh terduduk di
tanah, saya yang berdri disampingnya dengan masih memegang pintu kaget lantas
bingung. Saya kemudian membantunya berdiri dan masuk mobil, alhamdulillah tidak
ada yang parah meskipun saya yakin beliau cukup kesakitan. Mungkin bagi beliau
bukan urusan besar dna beliau masih ok. Tapi saya yang sepanjang perjalanan
pulang jadi kepikiran atas ketidaksigapan dan ketidakbecusan saya. Dingapunten
geh, Neng.
Selama ndereki beliau, rasanya saya kurang dalam membantu
tugas beliau, belum cukup dikatakan ndereki beliau sebab ada banyak
ketidakbecusan saya dalam membersamai beliau. Meskipun yang tampak di lapangan,
saya yang melayani beliau pada faktanya beliau yang banyak memberikan hal-hal
baru, pengalaman dan ilmu untuk saya.
Ada satu penggalan kisah yang saya temukan pada buku Bidadari Bumi2
milik Ustadza Halimah Alaydrus yang mengisahkan jawaban Anas bin Malik ra yang
berkhidamah kepada Nabi Muhammad SAW selama 10 tahun ketika ditanya bagaiamana
rasanya berkhidmah kepada beliau “meski terlihat aku yang melayaninya, pada
nyatanya Nabi Muhammadlah yang lebih banyak melayaniku”.
Terlepas dari itu semua, saya sangat bersyukur sekali bisa ndereki
beliau dan melayani beliau. Tidak pernah saya merasa tidak beruntung dalam
mendampingi setiap tugasnya baik makanan enak, ikut diberi uang saku dari
kegiatannya, bersalaman dengan tamu VIP, dan tentu sangat dekat dengan beliau
dan kiai adalah berkat dan hal-hal menyenangkan yang bisa saya dapatkan.
Saya sampaikan banyak terima kasih atas kesempatan pengalaman dan ilmu
ini kepada Neng Nanik, kami memanggilnya.
Lebih-lebih saya mohon maaf atas kesalahan, kekeliruan dan
ketidaksigapan saya selama mendampingi panjenengan. Semoga segala perjuangan panjenengan
selama menjadi abdi masyarakat dicatat sebagai amal jariyah dan semoga Allah
selalu memberikan sehat nan tangguh jiwa raga, panjang usia dalam keberkahan dan kebermanfaatan, qobul hajat
dunia dan ahirat untuk panjengan dan tentu seluruh keluarga besar Al-Yasini.
Semoga saya bisa meneladani tindak lampah panjenengan dan diakui menjadi santri panjenengan. Amiin. Sebagai perayaan hari santri nasional, saya persembahkan cerita ini untuk teman-teman santri semoga kita menjadi santri yang tidak hanya ambisi meraih ilmu, tapi semoga senantiasa bisa berkesempatan menghormati para ahli ilmu dalam khidmah kita sehingga ilmu-ilmu yang sudah kita peroleh menjadi ilmu manfaat dan barokah serta mendapat ridho Allah Ta'ala, Amiin.
| Orang-orang yang Nderek Berkhidmah |
Selamat Hari Santri Nasional 2023

