Aku akan menuliskan tentang para pelita ku, aku akan mengabadikannya lewat tulisan ini sebab daya tampung ingatku tak begitu banyak, dan ini akan jadi tulisan panjang, selamat membaca !!
Ibu ku, adalah manusia pertama yang menjadi guru ku, beliau yang mulai mengenalkan aku dengan aneka hal yang baru kutemui, mengajarkan bagaimana berbicara, menuntun untuk melangkahkan kaki, menggunakan tangan dan kaki kita agar sesuai dengan tata fungsinya, mengenalkan dengan A, ba, Ta hingga lam Alif hamzah ya', mengenalkan huruf dan angka, juga kata demi kata hingga mampu mengucapkan kalimat dengan sempurna. Mulai membiasakan ku dengan bacaan surat-surat pendek hingga aku lancar membaca Al-Quran di usia yang masih sangat dini. Dan masih banyak lagi Ilmu dan pelajaran yang aku dapatkan dari ibu ku.
Masuk dunia sekolah, aku mulai mengenal mereka yang memang berprofesi sebagai guru. Aku semakin suka dengan dunia sekolah, lebih banyak mengetahui tentang hal-hal baru, memacu keherananku untuk terus mencari yang lebih banyak, hingga aku sempat merasa dan berpikir harus aku yang lebih tahu dulu dari teman-teman ku. ha ha ha
Masuk sekolah dasar, menghabiskan masa awal berseragam di kelas satu dibersamai Ibu Ami, wali kelas kami yang tegas, baik dan telaten mengajar para murid baru tentang ilmu dasar membaca dan menghitung dan cukup banyak bernyayi. Menulis, Menghitung dan mengasah keterampilan dengan berbagai metode beliau kenalkan kepada kami, agar kami lebih cepat bisa dan mengerti. (Alm) Ibu Lis adalah guru kelas dua yang dari nya aku banyak belajar menulis latin dengan rapi, dan mengenal istilah peribahasa. Ibu Yun, beliau guru cantik, imut dan manis yang saat itu darinya aku mengagumi tulisan nya yang indah, aku mulai mengenal perkalian, pembagian dan mulai mengenal ilmu pengetahuan alam, dan ilmu pengetahuan sosial.
Di kelas empat, aku bertemu dengan ibu yang dsrinya aku tertarik tentang karya seni, Ibu Aris. Kemampuan kreatifitas kami selalu diasah oleh beliau dengan membuat beberapa karya yang baru dan unik. Darinya juga aku belajar tentang musik dan nada-nada yang mengiringinya. Lanjut di kelas 5, aku dididik oleh beliau Ibu Ghonik, ibu yang memiliki paraf nilai khas. Beliau memberikan ilmu yang kaya akan fakta masyarakat, beliau mampu menjelaskan detail kaitan pelajaran dan dunia yang sebenarnya. Dan kelas akhir sekolah dasar aku mendapati guru legendaris sekolah, (Alm) Ibu Ten panggilannya. Beliau sangat tegas, dan kaya akan wawasan untuk dibagikan kepada kami. Yang paling berkesan bagi ku adalah satu pelajaran beliau bisa berkaitan dan bersambung dengan pelajaran lain. Menghafal Indonesia, menghafal negara dan ibu kotanya, menghafal dasasila bandung dan hasil- hasil perjanjian dalan sejarah adalah ilmu yang paling aku ingat.
Diantara mereka yang menjadi pengganti ibu di sekolah, ada Ibu sum guru agama sekaligus inspirator entereprenur para siswa banyak memberikan sumbangsih ilmu keislaman, serta nilai- nilai akhlak yang patut kita praktikan dalam sehari-hari. Ada lagi Ibu Bondan dan pak Panji, yang dari keduanya aku mulai tertarik dan menyukai bahasa Inggris, yang mencipta prestasi pertamaku mengikuti lomba speech english antar sekolah. (Alm) Ibu Yeri dan Pak didin , guru yang membuat aku dan teman" bisa lebih sehat, bisa jalan-jalan bareng melihat pemandangan danaua d sebelah sekolah kami yang harus melewati hutan kecil, dan mengenalkan aku pada senam, mengantarkan aku dan teman-teman mengikuti senam akbar antar sekolah.
Dan yang terhormat semua guru yang pernah mengajariku dan memberikan ku pengalaman baru semasa sekolah dasar.
Memasuki dunia sekolah menengah pertama, dengan usia remaja dan bertemu lebih banyak guru. Mari kuceritakan...
Pak Imam, wali kelas sekaligus yang memberikan ilmu tentang kewarganegaraan dengan cara khas dan unik, Pak Harso, beliau yang mengenalkan ku dengan ilmu baru Biologi dengan cara nya yang disiplin dan sangat tegas. Tak segan-segan pukulannya akan melenyapkan kemalasan kami. Pak Mul, guru seni rupa yang darinya aku mengagumi kehebatan gerak tangannya mencipta karya estetik. Bu Faridah guru BTQ yang sampai saat ini aku bisa hafal dan paham isi surat Al-Maidah, Pak Rudi, beliau yang mengenalkan ku tentang dunia maya lewat internet, dan mengenal Google Earth. Pak Sanoto, tulisannya yang rapi dan bagus menginspirasi ku dalam setiapa tulisanku tak yang sebenarnya paling jago memecahkan soal sulit matematika. Bu Qifi , ibu imut ini sangat cakap memberikan ilmu kimia. Pak Jalali dan Pak Mukhlis, guru yang membuat fisika bisa di pelajari dengan bermain. Pak Totok, guru sabar dan baik sekali dalam memberikan pelajaran favorit bahasa Inggris, dari nya aku banyak menambah vocabulary. Bu Umi, sangatlah membantu kami dalam memilih pilihan ganda dan analisis aneka soal rumit bahasa Indonesia. Pak Didik, inspirator ku untuj lebih kepo akan sejarah, wawasan yang tidak dijelaskan dalam buku selalu menjadi hal yang ditunggu begitupun cara asik beliau dalam mengajar. Ibu Yuni guru bahasa jawa yang membuatku tahu banyak dan mahir berbahasa jawa, mengenal istilah dalam bahasa jawa dan bisa menulis ha na ca ra ka. Bu Tin, guru yang memberikan pengalaman ku lari memutari sekolah dan tiga kali putar lapangan sepak bola.
Dan yang terhormat semua guru ku ketika masa smp yang memberikan ilmu, pelajaran dan pengalaman yang sungguh berharga.
Sebelum ke masa putih abu-abu, aku mau bercerita guru-guru yang mengisi jiwa ku dengan ilmu Islam, dan akhlak mulia.
Aku sudah disekolahkan sebelum masuk dunia sekah dasar, tepatnya sekolah tpq di sebuah pondok pesantren. Jadi statusnya santri bandongan. Ada Mbak Yuli dan Cak Mahdi, guru yang mengenalkan aku dengan belajar mengaji metode qiroati, belajar makhroj dengan nada khas. Menyanyi lagu santri khas TPA dan mengantarkan aku mendapatkan sertifikat lulus. Mbak Ulum juga guru yang mengenalkan ku dengan ilmu sorof. Dibalik itu Kyai ku, Gus Nawi sumber pertama ku mengenal pesantren, santri dan ilmu agama yang lebih dalam.
Sebab satu hal, aku pindah mencari sumber mata ilmu. Kali ini aku menimba ilmu dari dzurriyah ulama di desa kami, Gus Musta'in Rosyad bin Kyai Abdur Rosyad. Sada Yul, yang mengenalkan ku tentang Ilmu tauhid, ilmu
"soal : sopo seng gawe bumi? Jawab : seng gawe bumi inggih puniko gusti Allah", bahasa arab paling dasar, yang pasti dengan tulisan pegon, makna jawa dan ilmu hisab. Sada Robi', yang mengenalkan ilmu sorof, tajwid dan i'lal menjadi teman baru ku. Sada Zul, ketegasan, kedisiplinan dan keuletan beliau membuatku terlatih hafalan juz 30, bahasa arab yang lebih banyak, dan berkenalan dengan kitab-kitab dasar berbobot dan dari beliau pula aku tahu ilmu hitungan jawa yang diserap dari arab yakni a ba ja dun hawa zun dst. Sada Khoir, darinya aku banyak tahu tentang hadits-hadits dan ilmu I'rob serta I'lal lebih dalam. Sada Nurul, yang memberikan ku tambahan ilmu akhlak, tauhid, dan tajwid. Sada Haro memperdalam pengetahuan tarikh Nabi dan sahabat lalu Neng Khalim, isteri gus Tain, dari beliau aku mulai mengenal tentang Nahwu jurumiyah dan kitab Ta'limul Muta'aalim. Neng Dzur, adik beliau yang menambah pengetahuan haditsku lewat kitab bulughul marom, dan Neng Esa, putri bungsu Kyai Rosyad dan buNyai Khodijah yang mulai mengajak kami tidak hanya mengaji tapi juga mengkaji kitab fiqih, Taqrib dan Tauhid Kifayatul Awam. Wawasan luasnya menambah pengetahuan kami melihat fleksibelitas ilmu fiqih di dunia masa kini yang berbeda jauh dari masa dan budaya tahun dituliskannya kitab.
Aku juga diminta bapak untuk berguru pada salah satu santri alim Kyai Rosyad, ku kenal beliau dengan panggilan ustad Machin, pengajian yang dilaksanakan setiap kami libur sekolah setelah subuh ini mendalami kitab-kitab kuning semisal Sullmut taufiq dan tafsir. Ilmu Salafnya yang begitu dalam hasil unduhannya kepada 'alim ulama, maha gurunya menambah ilmu dan teladan bagiku.
Dan yang terhormat para guru, yang ku panggil denga ustadzah dan ustadz yang sangat banyak memberiku ilmu tentang dasar agama Islam dan membuatku menjadi remaja muslimah yang terpuji.
serta
untuk bapak Abi ku, guru SD, SMP, Madrasah dan guru-guru lain yang tidak saya sebutkan, Panjenengan adalah cahaya pelita bagi ku, tidak hanya ilmu saja yang tulus ikhlas diberikan tapi pengalaman, wawasan, pengetahuan dan yang paling penting adalah teladan akhlak untuk anak didiknya khsusunya saya.
Terimakasih atas apapun yang yang telah diwariskan, atas sumbangsih waktu, energi, dan tenaganya demi anak didiknya, khususnya saya. Semoga ikhlas yang kau iringkan saat memberikan itu semua, tercatat sebagai jariyah di sepanjang hidup dan kelak nanti pada yaumul mizan.
Terimakasih sudah pernah memarahiku atas kesalahan yang aku buat, terimakasih atas nasihat yang sangat berharga, terimakasih sudah memberiku tugas berarti, terimakasih sudah mengajarkan tetang tawadhu', tentang adab santri, tentang disiplin, tentang menulis indah, tentang berkarya dengan seni, tentang kitab-kitab karya ulama salaf, tentang "utawi iki iku", tentang hafalan, dan mengantarkan ku bisa mendapatkan sedikit banyak prestasi, serta mengantarkan ku ke beberapa tempat baru yang belum pernah aku kunjungi sebelummya.
Dengan penuh menyesal, saya memohon maaf atas sikap, tindak laku dan ucapan yang pernah membuat penjenengan marah dan kecewa.
Kagem sedanten, Panjenengan adalah cahaya pelita saya yang mengantarkan ku hingga detik ini, membingkai lakuku dengan perangai indah, serta mengenal Allah Ta'ala, mengenal Islam, Indonesia dan Dunia lebih luasa dan dalam.
Semoga panjenengan selalu dalam Lindungan dan Rahmat Nya, dan
Selamat Hari Guru, kagem sedanten Guru-guru kulo_
Terimakasih atas apapun yang yang telah diwariskan, atas sumbangsih waktu, energi, dan tenaganya demi anak didiknya, khususnya saya. Semoga ikhlas yang kau iringkan saat memberikan itu semua, tercatat sebagai jariyah di sepanjang hidup dan kelak nanti pada yaumul mizan.
Terimakasih sudah pernah memarahiku atas kesalahan yang aku buat, terimakasih atas nasihat yang sangat berharga, terimakasih sudah memberiku tugas berarti, terimakasih sudah mengajarkan tetang tawadhu', tentang adab santri, tentang disiplin, tentang menulis indah, tentang berkarya dengan seni, tentang kitab-kitab karya ulama salaf, tentang "utawi iki iku", tentang hafalan, dan mengantarkan ku bisa mendapatkan sedikit banyak prestasi, serta mengantarkan ku ke beberapa tempat baru yang belum pernah aku kunjungi sebelummya.
Dengan penuh menyesal, saya memohon maaf atas sikap, tindak laku dan ucapan yang pernah membuat penjenengan marah dan kecewa.
Kagem sedanten, Panjenengan adalah cahaya pelita saya yang mengantarkan ku hingga detik ini, membingkai lakuku dengan perangai indah, serta mengenal Allah Ta'ala, mengenal Islam, Indonesia dan Dunia lebih luasa dan dalam.
Semoga panjenengan selalu dalam Lindungan dan Rahmat Nya, dan
Selamat Hari Guru, kagem sedanten Guru-guru kulo_
Sehari setelah itu, 26 Nop 2019

