Menerjemahkan Hal Baru

by - December 31, 2019


Sepanjang tahun 2019 ini, ada banyak tempat dan suasana baru yang bisa aku datangi. Tempat dan suasana yang senagaja dan tak sengaja didatangi. Meski masih ada di Indonesia. Bagiku mendatangi tempat baru adalah aktifitas yang harus dilakukan.

Menuju tempat itu bersama dengan orang-orang yang punya tujuan sama, orang yang akrab dengan kita bahkan sendiri saja akan menambah rasa bahagia.
Suasana dan tempat baru mana yang berhasil aku ada di dalamnya?

Di awal tahun aku mulai memantapkan niat untuk mencoba dunia baru “menulis” bermula dengan membuat blog, kemudian menulis apa saja yang kiranya bisa ditulis, meskipun awal kali ada jeda bengong akan pembahasana yang akan ditulis. Tapi dengan bantuan teman ku yang menantang untuk punya target menulis memicu tekadku untuk bisa menulis banyak juga. Sebenarnya menulis sudah aku uji coba pada diriku sejak masih duduk di bangku aliyah, tapi sekedar diary. Aku seorang introver yang sulit mengungkapkan cerita pada orang laian, bagiku menulis adalah salah satu katarsis yang tepat untuk menajdi luapan ungkapan rahasia yang aku punya.

Masih di bulan-bulan awal, seseorang mengenalkanku pada sebuah karya langka dan sangat istimewa bagiku. Sebuah kisah yang diwujudkan dalam bentuk novel. Ini bukan novel biasa. Sebagai perempuan, bagian dari wong jowo, serta seorang santri, novel yang ditulis sendiri oleh bu Nyai dari jember ini mampu menumbuhkan minatku untuk menulis dan mencipta candu membaca karyanya. Sebab tak hanya kisahnya saja, tapi ilmu tentang tiga point tadi dan cara beliau berkarya telah memberikan inspirasi dan memacu tekad ku untuk terus menulis.

Di pertengahan tahun, takdir membawaku ke tanah nusantara yang lain. Yogyakarta. Kekhasan kota, budaya dan orangnya selalu membuat jiwa rihlahku untuk bisa berlama-lama disana. Menjenguk sekolah-sekolah besar yang pernah terbesrsit dalam hati untuk bisa menjadi salah satu murid disana. Ada satu tempat buatan yang apik menjadi wahana bagi pengunjung untuk merasakan sensai di masa lampau atau di negeri lain. Bagaimana mereka menciptakan sudut tempat dan interior yang mirip dengan tempat dan barang aslinya.

Momen yang paling membahagiakan dan mengharukan adalah, hadirnya anak pikir dan rasaku, Prafrase Hari. Sebuah buku yang berisi 128 lembar hasil depalan bulan aku menulis berhasil mewujudkan salah satu harapan yang tak terbayang sebelumnya. Ya, menjadi penulis. Tak berhenti tersenyum aku memnadang  karya jerih payah ku melawan pasukan malas disetiap ingin menulis. Meski masih banyak kalimat yang tak sempurna, sudah berupa buku saja aku sudah senang serasa terbang.


Selanjutnya aku berkesempatan menjadi bagian dari orang berprestasi, melihat langsung mereka menelurkan sebuah prestasi, menonton juga memberikan semangat di lapangan serta ikut serta membanggakan kota asal dalam ajang pekan olahraga dan seni tingkat jawa timur, yang kesemuanya dari santri.

Di ujung tahun, waktu dan kesempatan mengajakku untuk berani mencoba berpergian jauh dengan trip yang belum pernah dicoba. Aku bersama satu teman mengunjungi kota Kudus. Tujuan utama kami tak lain tak bukan Makam Sunan Kudus, Syaikh Ja’far Shodiq. Salah satu Wali songo yang masyhur paling ‘alim.  Kami menyebutnya mbonek. Kami menggunakan jasa kendaraan umum dan berbekal tanya orang. Tapi insyallah dengan ridho Allah kami sampai dan bisa sowan ke beliau.

“Dalam setiap perjalanan baru, ada pelajaran yang digugu”

Pastilah kita di sepanjang tahun ini menemui dan mersakan hal baru, entah dari suasana atau tempat baru. Darinya kita akan belajar banyak hal, menimba ilmu yang banyak, mengenal orang lebih banyak dan mengetahui dunia yang ternyata lebih luas dan lebih sadar betapa besar dan Agungnya Kuasa Allah Ta’ala.

Belajar akan suatu hal baru akan menjadikan kita tumbuh dan berkembang lebih baik, lebih dewasa secara fikir ataupun perasaan. Entah itu dari suasana yang mendesak, mencekik atau mencekam. Bukan hanya tawa, senyum yang tak usai lalu bahagia saja. Jika kita mau menyadari, kemudian mengucap kalimat alhamdulillah, melapangkan hati untuk menerima semuanya sungguh diri dan hati akan lebih kokoh dan tak mudah goyah dengan kecrikil-kerikil ujian yang datang.

Apapun yang akan terjadi pada satu detik kemudian dalam hidup kita, kita tidak pernah tahu, itu menjadi rahasiaNya. Kita hanya perlu bersiap. Siapkan  daya raga, hati yang lebar dan fikir yang jernih serta pantang dan siap sedia dengan apapun kejutan Allah untuk kita.

Menerjemahkan hal baru yang kita hadapi perlu proses, tetap tenang dan fokus serta koneksikan selalu dengan wasilah yang Allah sediakan untuk kita agar nasib beruntung terus membersamai kita.

You May Also Like

0 komentar

Silakan tinggalkan pesan, saran, masukan disini yaaa....

Powered by Blogger.