Menilik Candu (Cinta dan Rindu)
Bait syair terangkai indah
Menggambarkan perangainya
Diksi terbaik bahasa termulia
Menjelaskan rinci sosoknya
Syairnya ditulis rapi dari hati
Buah rindu sang nestapa
Maha karya sang penyandang cinta
Terbadikan dalam lembaran suci
Aku melihat para pecinta
Yang cintanya tanpa syarat
Aku mengamati para perindu
Yang rindunya terus menggebu
Sekian lama aku berada
Aku menyadari akan belaka
Lontaran syair yang terbaca
Rasanya terucap begitu saja
Aku menyusuri isi hati
Menilik rasa rindu untuknya
Memeriksa kabar cinta padanya
Rupanya benar, mereka terabai
Aduhai, bodohnya diriku
Enggan merawat cinta dan rindu
Padahal cintanya tak pernah dusta
Bahkan rindunya senantiasa dalam doa
Ya Rosulullah,
Maafkan titi laku hambamu
Yang jauh dari perintah sabdamu
Hamba bagian ummat engkau
Akui hamba menjadi ummat engkau
Ya Rosulullah,
Aku mau rindu denganmu
Seperti rindumu kepada ummatmu
Aku mau rindu yang benar candu
Seperti doamu yang tak pernah jemu
Ya Rosulullah,
Andai engkau berjalan di depanku
Malu mata dan diri ini memandang
Tapi ingin sekali menatap wajahmu
Rupa yang agung sang cahaya gemilang
Ya Rosulullah,
Hamba ingin cinta yang benar candu
Cinta yang bersemi dan terus tumbuh
Bagai cinta sang pecinta kepadamu
Meski ia tak pernah bersua denganmu
Ya Rosulullah,
Meski rindu hamba tak sepenuh rindumu
Meski cinta hamba tak sebesar cintamu
Hamba senantiasa cinta dan rindu kepadamu
Hamba selalu ingin bisa memandang wajahmu
Ya Rosulullah,
Bersyukur hamba atas hadirmu
Bersyukur hamba menjadi bagian umatmu
Bersyukur hamba bisa menyebut namamu
Bersyukur hamba bersholawat atasmu
Ya Rosulullah,
Undzur Ilaina ...
Adrik lana ...
Isyfa' lana ...
13 Robiul Awal 1442 H

0 komentar
Silakan tinggalkan pesan, saran, masukan disini yaaa....