Di Awal 2020 mereka datang

Dari hinggap kemudian bersarang

Membuat koloni pada tubuh pribumi

Lantas menerobos sesuka hati

 

Mereka laksana penjajah

Menjarah kekebalan raga dan jiwa

Mereka berwarna merah nan beringas

Suka mengepung lorong-lorong nafas

 

Makhluk kecil tak kasat mata

Gesit menyerang nan lihai membelah 

Menyebar tak kenal masa dan usia

Bahkan kuasa renggut nyawa

 

Dari satuan, lalu berbilang ratusan

Angka angka manusia yang telah tiada

Hingga waktu menempuh satu warsa

Puluhan ribu jiwa sudah tutup usia

 

Episode pandemi terus tayang

Sepanjang tahun tak kenal lekang

Adegan per adegan mencipta tegang

Menelisik dan mengusik ruang tenang

 

Kini angka sudah berganti 2021

Bulu kudu kami bergidik kembali

Bencana beruntun menyambut

Tanah, air dan udara sedang kemelut

 

Nusantaraku, sedang tak berdaya

Ia digempur badai musibah

Belum sempat ia sembuh

Alam turut bergemuruh

 

Nusantaraku, sedang hilang arah

Gelisah hingga bermuram durja

Ia tampak lepas dari tali kendali

Lantaran kompasnya dipanggil Ilahi

 

Tapi, jauh lebih dalam aku memandang

 

Nusantaraku, sedang berjuang

Bangun berdiri dari jerat kesedihan

Bersabar dari aneka aral melintang

Menguatkan diri menatap masa depan

 

Lekas membaik Nusantaraku,

Akan ada ganti yang terbaik untukmu,

Amiin

 

Putri Pertiwi , 20 01 2001