Ragu yang Menyenangkan
Dia berterimakasih pada satu siang
Atas benda yang tak sengaja jatuh
Atas gugup yang pertama dia terima
Atas irama detak jantung yang berbeda
Sepertinya terik siang itu menjadi saksi
Atas rasa yang mulai tertambat
Yang pada masa kemudian
Bertaut dengan sangat erat
Dimana bahagia dirasa
Di situlah sekarang sebuah nama bertahta
Dalam benak pula satu bayang berada
Dari sesekali hingga berulang kali
Suatu masa di kemudian menit
Datang pilihan berbeda untuk mereka
Harus terhalang jarak, antara disini disana
Hampir saja tautan rasa terlepas
Jika malam itu dia memilih tidur pulas
Dia berterimakasih pada satu malam
Atas frase yang diantarkan
Atas pesan singkat yang manis
Yang dirasakan pula olehnya
Degup jantung pengirim pesan
Di antara rangkaian indah kata
Yang berjajar rapi nan anggun
Yang terbalut tebal sebuah bahagia
Tak sadar pipinya merona merah jambu
Rasa itu segera bertaut kembali
Mengakhiri masa hibernasi
Menerjang jarak meluapkan asa
Dia mengembang senyum
Lalu membawanya dalam tidur lelap
Dan menemuinya dalam mimpi
Nyatanya malam lain datang lagi
Kali ini benar-benar membawa kabar
Yang berwujud sebuah telepati
Yang sangat yakin akan bahagia sama
Namun ragu mulai bertengger
Menyelinap di antara euforia rasa
Ragu memulai langkah senandika
Bukan perjumpaan, atau pandangan pertama
Rasa yang tumbuh tak berani dia beri makna
Apakah itu sebuah rasa yang bernama cinta?
Yang dia sendiri juga tak tahu apa makna cinta
Atau hanya sekedar rasa senang sekejap?
Entahlah, hanya telepati mereka yang tahu
Tak sampai mulutnya berkata
Hatinya bersikeras membungkam
Ada ketakutan ambigu yang mengekang
Padahal, perlu kau tahu?
Ingin sekali dia menjawab "Iya"
Ah sudahlah..
Saat ini, dia hanya tetap sampaikan terimakasih
Pada malam larut saat itu
Ketika takdir membawanya berkelana
Rasa bahagia yang bertaut turut mendamba
Meski kadang sembunyi kadang muncul
Benaknya selalu bersama bayang bahagia itu
Ya Tuhan,
Betah sekali nama mu dalam hatiku
Atau aku yang enggan merelakan?
Begitulah ajuan pertanyaan
Yang sering memenuhi isi kepalanya
Pada suatu siang yang menyengat kulit
Niskala dan tanya mulai meletup-letup
Urat keberaniannya pun turut mendidih
Disanalah dia berani berbisik
Ke telinga pemilik nama itu
Usai sudah tugasnya membendung
Dia harus memgeluarkan yang tertahan
Biar dia segera dapatkan satu jawaban
Alhasil, dia peroleh tujunya
Sekali lagi satu siang menolongnya
Dalam sabar menemani resahnya
Menjemput jawaban niskala
Yang selanjutnya membawanya rela
Atas masa yang menjinjing bahagia
Terimakasih siang, ucapnya
Namun, apakah kau tahu, malam?
Apakah kau paham, siang?
Bahagia paling sederhananya ikut lenyap
Meski saja dia dapati bahagia yang lain
Tetap saja atmanya mencari
Padahal hingga detik yang berjalan ini
Dia masih belum berjumpa sebab pasti
Kenapa dia masih sedia bertahan?
Saat ini, dia memilih berserah pada pagi
Kemana siang dan malamnya menuntun
Dia terbelenggu ragu yang menyenangkan
Memeluk bahagia di antara lagu kenangan
Sesekali menunggu meski bersua kecewa
Seringkali mengharap meski berujung pasrah
Tapi jauh di sana sudah ada hati yang luas
Kapanpun akan siap menerima pesanNya
Jika satu malam atau satu siang datang
Membawa takdir untuk dijalaninya
Sebab dia sangat percaya
Bahwa Tuhan Maha Tahu yang terbaik baginya.
Terimakasih.

1 komentar
Good
ReplyDeleteSilakan tinggalkan pesan, saran, masukan disini yaaa....