Palka Yang Berbeda

by - February 25, 2021


Let me, express my impression, saya bersyukur sekali bisa berkesempatan belajar tentang ilmu perilaku manusia atau yang lebih kita kenal dengan ilmu psikologi, ya... meskipun tidak banyak dan belum bisa  bermanfaat untuk banyak orang, ilmu-ilmu itu sangat berguna untuk saya pribadi. Teorinya cukup membantu saya untuk menjadi lebih baik. And its work!!

Selain itu, saya bisa lebih mengenal siapa diri saya, dan bagaimana seharusnya bersikap terhadap makhluk Tuhan yang lain dan lebih sering menemukan hal-hal tersembunyi yang sudah Allah berikan untuk saya. Namun, sampai detik ini pun saya masih terus belajar untuk lebih baik. 

Nah, sekarang kita masuk pada pembahasan sesuai tajuk di atas. Teman-teman ku sekalian, mulai dari kita ada hingga detik ini nih, pasti pernah mengalami dan menghadapi berbagai macam kondisi. Naik turun, berkelok, berputar arah dan kadang berhenti. Ada bahagia yang selalu ditunggu, ada pula sedih  terpuruk yang tidak kita harap datangnya, tapi bagaimanapun kita akan menghindar mereka tetap saja mampir. Ya nyatanya memang begitu alur hidup yang sedang kita jalani. rupanya memang menerima adalah salah satu cara awal mengatasinya. 

Melihat kondisi tersebut, pikiran dan perasaan adalah pusat kendali kita menghadapi berbagai macam kondisi yang kita hadapi dan alami. Nyatanya kita butuh keseimbangan keduanya agar mampu menghadapinya dengan baik dan tepat agar kita tidak jatuh terpuruk dengan keadaan yang ada. Maka dari itu otak dan hati kita sebagai wadah keduanya sangat perlu diberikan asupan yang halalan juga thoyyiban supaya keduanya bisa beroperasi dengan benar. 

Pemberian istemewa oleh Allah atas otak dan hati yang ada pada diri kita harus senantiasa digunakan, dirawat, dan dilatih sebagai bentuk rasa syukur kita atas pemberianNya. Seringkali kita terjebak dengan keegoisan dan eoforia teknologi yang seringkali melalaikan kita untuk sejenak mau bersimpati dan berempati sebagai peran tertinggi dari perasaan. Berpikir dulu sebelum berbicara atau berpikir tentang kenapa dan bagaiamana juga kerap kali terabaikan. 

Sekali lagi, otak dan hati kita perlu terus dilatih kemudian diuji untuk siap menghadapi segala rupa kondisi di sepanjang hidup kita. Keduanya akan menghasilkan ketahanan dan kepiawaian diri. Namun perlu kita ketahui dan sadari setiap dari kita memiliki palka hati dan otak yang berbeda, sebab ini semua tergantung dari latihan  yang kita lakoni dan ujian yang pernah kita hadapi.

Sering saja ada dari kita menimpali orang yang tertimpa musibah dengan kalimat yang sejatinya menyakitkan, macam begini "alah, gitu aja cengeng" atau "sudahlah, bukan kamu aja yang begini" atau begini "kamu sih kurang sholat, makanya begini" dan banyak lagi. Ucapan-ucapan itu memang berdasarkan fakta yang sedang terjadi, namun dibalik peristiwa yang terjadi pada setiap dari kita pasti mendapati kronologi yang berbeda pun dengan wadah hati dan otak kita. Nah, ini yang saya maksud dengan palka yang berbeda.

Palka hati dan otak kita berbeda. Perlu terus diasah, bahkan jika kita mau menyadari bahwa takdir yang kita jalani sudah otomatis melatih hati kita. Yang mulanya masih sempit bisa membentang luas, yang semula gelap bisa berubah menjadi terang. Namun yang sudah kita ketahui bersama bahwa hati kita punya sifat yang terbolak-balik. Kadang lagi on kadang juga off. Ya itu kembali ke diri kita. Bagaimana kita mengisi asupannya, sebab energinya akan sesuai porsi asupan yang sudah kita isi.

Tidak semua memiliki hati luas dan terang, yang kadang juga menemui sempit dan redup. Namun, Allah sudah memberikan kabar dan bekal untuk asupan hati kita. Banyak sekali cara-cara untuk selalu menstabilkan gerakan hati kita. 

Kita seharusnya mau belajar bersimpati dan berempati dengan sesama makhluk Tuhan, kita perlu membaca lagi bekal yang sudah Allah berikan lewat kalamNya seperti berusaha untuk menautkan hati kita denganNya, selalu mengambil kesempatan untuk mengingatNya, mendalami makna dzikir yang dilantunkan, membaca setiap bentuk dan kondisi ciptaanNya yang sedang kita nikmati sekarang, dan bersyukur atas takdir baik atau (yang menurut kita) buruk yang sedang kita jalani sekarang ini.

Jika kita mau mengajak hati dan otak kita duduk bersama, maka pikiran dan perasaannya akan senantiasa menemukan hal-hal besar atas KuasaNya, dan menyadari atas ketidakberdayaan kita sebagai makhlukNya. Kita juga akan bisa memahami ciptaan Tuhan yang lainnya. Tidak semua bisa kita sama ratakan untuk urusan perasaan dan pikiran, tapi marilah kita mau menyadari bahwa pikiran dan perasaan kita perlu terus dilatih untuk membaca KalamNya juga AlamNya.

Kita ditakdirkan berbeda dalam suku, bangsa, agama, bahkan kepribadian, tapi kita tetaplah sama akan hasil ciptaanNya, kita diperintah olehNya untuk saling mengenal agar bisa sama-sama saling menjaga, memahami dan membantu agar kehidupan kita bisa terus berjalan lebih baik dari masa ke masa.

Perlu kita ingat dan sadari, kita tidak bisa mengendalikan apa yang orang dan kondisi lakukan terhadap kita, untuk itu tugas kita adalah mengendalikan pikiran dan perasaan yang kita punya. Kita perlu berusaha untuk terus menyelam lebih jauh ke lautan makna Mengapa Tuhan menciptakan kita?

Ok, Maaf terlalu berat, tapi begitulah pepatah yang saya dapatkan dari sebuah film, "Jangan pernah berhenti menanyakan mengapa kita diciptakan?" sebab dari sinilah kita akan bisa mengerti dan memahami semua yang kita terima hari ini.

Mari jadikan bulan mulia ini, ajang kita mengoreksi diri dan mohon ampunan kepadaNya. Semoga kebaikan dan barokah Rojab menyertai kita semua, Amiin

Dari yang juga sedang berusaha, 25 Feb 2021

You May Also Like

1 komentar

Silakan tinggalkan pesan, saran, masukan disini yaaa....

Powered by Blogger.