Terimakasih Lelah

by - January 31, 2021

Hai teman-teman pembaca blog Tulisanku!
Terasa atau tidak, ternyata kita sudah sampai di penghujung Januari, itu tandanya dari 360 hari, kita sudah melewati tiga puluh satu harinya. Bagaimana kabarnya? (Please jawab)
Alhamdulillah kalau baik-baik saja, 
Untuk yang sedang tidak merasa baik, tenaaang.. Everything is gonna be okay!!

Yuk tarik napas yang dalam lalu keluarkan (coba dulu)

Dan tersenyumlah!
Tuh kan, jadi nambah cakepnya.
Oh iya, terimakasih sudah mampir di rumah ide saya ini.



Baik, kita akan sama-sama belajar kali ini. Namun saya mau melayangkan pertanyaan terlebih dulu, teman-teman pernah ndak, merasa jenuh, lelah dan lesu yang teramat sangat sampai rasanya mau teriak kenceng, atau nangis kejer??
Pasti pernah ya kan. 

Lelah yang amat sangat itu biasanya berhulu dari pekerjaan yang telah kita lakukan, pekerjaan yang menguras energi dan atau menguras emosi. Bahkan bisa terjadi eksploitasi energi dan emosi yang bersamaan. Selain aktifitas fisik yang terus menerus dipacu ada juga momen-momen tertentu yang turut memborbardir emosi kita. Keadan seperti itu akan cepat menyerang kondisi fisik dan mood hingga menimbulkan dampak lelah yang amat sangat tadi.

Kondisi tersebut dinamakan burnout. Menurut universitaspsikologi.com burnout diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami seseorang berupa kejenuhan kerja, kelelahan fisik dan mental akibat situasi kerja yang menuntut beban dalam jangka waktu yang panjang dan menyebabkan ketidaksesuaian antara seseorang dan pekerjaannya. Herbert Freudenberger adalah seorang psikolog Jerman yang pertama kali mengenalkan istilah ini yang juga merupakan hasil penelitiannya pada beberapa staff klinik gratis pecandu narkoba.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan burnout sebagai gejala akibat stres yang berkepanjangan akibat pekerejaan yang berat yang ditandai dengan perasaan kehabisan energi atau kelelahan, perasaan memandang rendah diri, dan mengurangi profesionalitas. Burnout bukan suatu penyakit melainkan suatu gejala atau fenomena dalam pekerjaan.

Burnout bisa menyerang siapa saja yang melakukan aktifitas banyak, berat yang dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Mengapa? Sebab hal tersebut sangat  pasti memerlukan keterlibatan energi dan kontrol emosi. seseorang. Istilah burnout dalam bahasa kita bisa disebut kejenuhan bekerja. Burnout mungkin terjadi apabila ada ketidakcocokan besar antara sifat pekerjaan dan sifat orang yang melakukan pekerjaan, begitu kata Leiter dan Maslach.

Di dalam kehidupan yang banyak ketidakpastian ini, kita sering sampai pada momen yang menuntut kita untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan kita. Ada saja pekerjaan yang mengharuskan kita untuk menghadapi dan menyelesaikannya meskipun ada rasa tidak suka dengan pekerjaan tersebut, kan kita bisa menolak? masing-masing dari kita pasti memiliki alasan atas ketidakmampuan menolak. Bahkan, meskipun kita telah berada di dalam pekerjaan yang kita sukai, selalu saja ada hal-hal yang menguras emosi. Nah, hal di atas ini yang mengundang burnout mampir ke dalam diri kita.

Burnout wajar terjadi, tapi apabila terjadi secara terus menerus, kita pasti merasa terganggu dan berdampak buruk pada pekerjaan yang kita lakukan, maka dari itu kita perlu cara untuk mengatasinya. Mengutip dari artikel burnout, hal ini bisa diatasi dengan :

  • Olahraga rutin
  • Menikmati hobi
  • Menjadi sukarelawan
  • Menulis tujuan hidup
  • Jangan segan meminta bantuan
  • Membuat orang lain tertawa
  • Keluar dari kebiasaan
  • Menciptakan ritual pagi
  • Berhenti beralasan
  • Belajar bertanggung jawab
Teknis di atas bisa teman-teman praktekkan ketika akan dan setelah mendapatkan pekerjaan yang banyak, berat dan panjang. Sebaiknya kita memang harus mengerti sifat pekerjaan kita supaya kita bisa mengerti dan memahami cara menyelesaikannya.

Dari segenap lelah yang ternyata bernama burnout ini Tuhan tetap memberikan maksud baik dan indah, jika kita mau memandangnya dari sudut yang baik dan tepat. 

Setelah sepanjang hari berkutat dengan duel fisik dan emosi, Allah selalu mengirim senja yang mengabarkan kita saatnya untuk melipir. Mengingatkan kita lewat sinar matahariNya yang menjingga agar segera mengambil jeda. Meminta kita agar lekas menggelar sajadah dan menenggelamkan kepala kita di dalam sujud panjang sebagai tempat yang tepat untuk menumpahkan segala keluh dan kesah yang sedari tadi membebani benak dan hati.

Kerap kali kita tidak menyadari akan langkah kaki yang keluar jalurnya, menunda untuk datang ke panggilannya dan sering lupa tujuan utamanya. Saat senja yang tenang terganti dengan gelap malam yang teamaram, Rasa lelah kita semakin terasa di segenap jiwa dan raga. Jika kita hanya meracau keluh kesah, maka hanya akan menambah semakin lelah. Memang manusia diciptakan berkeluh kesah, tapi jika kita bisa memilih untuk tidak melakukannya, sesungguhnya kita telah menjadi lebih baik.

Lalu bagaimana? 
Berterimakasih atas lelah yang dirasa!
Memang bukan perkara yang mudah, tapi kita masih bisa kok untuk mencoba. Sesunguhnya kita menghaturkan terimakasih kepada Allah. Mari kita me-time sejenak. Allah menyajikan malam agar kita bisa memiliki waktu untuk kembali pada diri kita, kembali untuk mengoreksi diri yang kemudian mempersiapkan diri menyambut esok hari.

Kita diberikan banyak aktifitas adalah rizki yang sangat diharapkan oleh mereka yang sedang menunggu panggilan kerja atau mereka yang tidak seberuntung kita bisa mengerjakan tugas sekolah. Meskipun menurut hitungan, tugas kita tampak sederhana dan kecil tapi tanpa ada sumbangsih kita, tugas lain tidak akan bisa mencapai lengkap. Meskipun tugas yang kita kerjakan seakan tidak pasti manfaatnya tapi tugas itu yang nantinya kelak akan banyak membawa kebaikan untuk kita.

Jika kita mau mengambil jeda untuk menarik napas di tengah lelahnya jiwa raga, maka kita akan bisa lebih positif dalam memandang sesuatu. Jika menangis bisa meringankan lelah, maka menangislah. Kita perlu menyadari bahwa hal-hal yang baik tidak akan mampir dalam benak kita, jika kita hanya fokus pada keluh kesah, apalagi dengan menyalahkan orang dan keadaan. 

Kita harus bisa mengarahkan aktifitas kita ke arah yang baik, supaya lelah kita tak sia-sia. Lelah karena ibadah adalah yang terbaik. Maka dari itu selalu sematkan niat ibadah di segala aktifitas kita. Karena ibadah adalah tujuan utama kita dan karena apapun yang kita lakukan tergantung dari niat kita. 

Jadi, jika ada waktu luang untuk beristirahat, maka sempatkanlah untuk merebahkan badan. Boleh membuka media sosial asaaal dengan komitmen waktu dan keperluan. Jangan lupa untuk menyampaikan maaf dan terimakasih kepada tubuh dan hati kita, karena mereka sudah bersedia untuk bekerja sama sepajang hari. 

Esok hari akan datang lagi, dengan kondisi yang berbeda. Entah semakin melelahkan atau bisa jadi sangat menyenangkan. Kita harus bisa memilih, tetap berkeluh kesah atau mau berubah dan bersyukur!

Referensi; 


You May Also Like

0 komentar

Silakan tinggalkan pesan, saran, masukan disini yaaa....

Powered by Blogger.