MERANTAU

by - April 23, 2021

 


Orang berakal dan beradab tak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke ngeri orang

Merantaulah, kan kau dapat pengganti dari kerabatdan kawan
Berlelah-lelahlah karena nikmat hidup akan terasa setelah lelah berjuang

Sesungguhnya saya melihat air diam menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak kan keruh menggenang

Singa tak pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam
tentu manusia bosan dan eenggan memandang

Rembulan jika terus menerus purnama sepanjang zaman
Orang orang tak kan menunggu saat munculnya datang

Bijih emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkannya

Kayu gaharu gak ubahnya kayu biasa di dalam hutan
jika dibawa ke kota berubah mahal seperti emas.

Di atas adalah syair karya Imam Syafi'i. Salah satu yang memotivasi saya untuk terus berkelana ke daerah-daerah lain. Syair ini dulu pertama kali saya dengar saat saya duduk di bangku akhir SLTA yang dibacakan dengan khidmad oleh putri Bu Nyai yang saat itu menjadi pembicara di acara santri kelas akhir.

Pada saat membacakan teks ini, beliau juga sedang berlibur dari tanah rantau tempat ia mengenyam pendidikan sarjana kedokteran. pembawaan yang khas dari beliau, Neng Riska kami memanggilnya, membawa ambisi saya juga para santri untuk berani mempunyai mimpi yang tinggi dan siap sedia meninggalkan kenyamanan rumah dan orang-orangnya 

Hingga hari ini saya memang belum bisa ke negeri nan jauh di sana, barangkali takdir juga masih belum datang menjemput. Tapi saya yakin suatu saat nanti saya bisa merantau ke negeri orang, menimba ilmu, meluaskan wawasan dan menambah pengalaman atau mampu berziarah kepada sang pemilik syair ini.

Merantau bukan hal mudah, banyak sekali yang harus dikorbankan. Apalagi merantau untuk mencari ilmu. Dari berbagai buku biografi orang-orang hebat yang pernah saya baca,  saya menemukan bahwa mereka banyak belajar dan menimba ilmu di negeri yang jauh dari tanah airnya. Meskipun saat itu transportasi masih sangat terbatas,  dengan keadaan negara yang terjajah, banyak terjadi peperangan di sana-sini, tapi sebab ilmu mereka tetap teguh untuk tetap berangkat menuju tak terbatas. 

Urusan politik, perdagangan dan keilmuan menjadi alasan seseorang atau penduduk untuk merantau. Kekuasaan atas suatu wilayah menyebabkan negara-negara adidaya menjadi penjajah di negeri orang. Mendapatkan bahan pokok atau bahan kebutuhan suatu negara menyebabkan suatu bangsa rela melintas samudera untuk melakukan barter dan ekspor impor. Mendapatkan ilmu langsung dari sumbernya, menyebarkan syariat agama sebagai titah Tuhan juga menjadi sebab para ulama menyeberang pulau dan lautan luas untuk sampai di segala penjuru dunia.

Kegigihan orang dulu sangat luar biasa, meskipun tujuan yang dicapai harus melewati rintangan yang dahsyat, waktu yang panjang dan tempat yang jauh, tapi demi tercapainya tujuan tersebut mereka tak pernah pantang mundur dan terus melewati badainya, Alhasil mereka mendaptkan apa yang mereka inginkan. Hal ini sangat cocok dengan pepatah Man Jadda Wa jada.

Saat ini dengan teknologi yang semakin modern dan canggih, jarak dan waktu bukan menjadi persoalan untuk berani merantau. Inovasi teknologi akan dan telag mempermudah dan mendekatkan manusia. Nah, tinggal kitanya yang harus memiliki kemauan untuk itu. 

Mencari ilmu dengan meninggalkan kenyamanan rumah, rela terpisah jarak dan terhalang waktu dengan orang-orang di tanah lahir, berani bersusah payah dan menempuh jalan pencari ilmu sudah bisa dikategorikan merantau. 

Saya selalu kagum pada mereka dan orang tua mereka, orang-orang yang sudah berani terpisah dengan rentang waktu yang tidak sebentar dan jarak yang tidak dekat demi mendapatkan ilmu, demi kewajiban, demi kualitas hidup yang lebih baik. 

Apalagi harus berpisah di usia yang sangat dini, usia yang sedang banyak membutuhkan perhatian orang tua, usia yang sangat ingin bermain dan bersenang-senang. Tapi karena tujuan yang mulia dan demi masa depan yang lebih baik semua rela dilakukan dan saling sedia untuk menempuhnya.

Teruntuk kalian yang akan dan sedang merantau,
Kalian adalah orang hebat
kalian adalah pejuang tangguh
bersungguh-sungguhlah dengan pilihan kalian
jangan pantang menyerah
tetaplah ingat pepatah
dimana tanah dipijak
disitulah langit dijunjung
tetaplah menjadi diri sendiri
dan capailah cita-cita kalian

Teruntuk orang tua
Salam bangga dan kagum dari saya
Ibu Bapak adalah orang hebat
Tetaplah dukung pilihan putra putrinya
Kuatkan mereka di tanah rantau
Yakinkan mereka akan suatu yang mulia
Sebab suatu hari
Kalian kan dapatkan
kebanggan hati yang tiada tara

Oh iya, Satu lagi yang menjadi ciri khas merantau, ialah Rindu. Ia akan menjadi hal yang terus menyelimuti sesiapa yang merantau dan mereka yang ditinggal merantau. Namun terus selalu kita ingat, bahwa "Mau saling merindu akan menambah kecintaan pada masing-masing". Rindu yang kerapkali menyakitkan akan sangat membahagiakan saat tiba suatu pertemuan. 

Yang juga sedang merindu di tanah rantau, 11 Romadhon 1442 H




You May Also Like

0 komentar

Silakan tinggalkan pesan, saran, masukan disini yaaa....

Powered by Blogger.