Sulit, Tapi Memudahkan
Adalah sesuatu yang terus kita usahakan setiap waktu di sepanjang nafas yang berhembus. Entah bagaimana ceritanya, waktu telah membawa kita menjadi anak-anak, bisa berbicara, sudah mampu berjalan, dan kemudian mengenal orang-orang di sekitar kita. Sudah tau kan ya tentang apa? Iya tentang MENERIMA. Sejak kecil kita banyak menerima apapun dari sekitar kita, baik itu dengan cara terima saja atau bahkan dengan embel-embel terpaksa menerima.
Menerima sesuatu yang membuat kita bahagia atau sesuatu yang sesuai dengan harapan kita, adalah hal yang mudah saja kita terima malah dengan lapang dada. Namun, setelah melewati beberapa usia hingga detik ini, ternyata kita banyak dipertemukan dengan bagian sulit untuk menerima.
Bagian sulitnya adalah kita harus menerima sesuatu yang tidak kita ingin, tidak kita harap dan tidak sama sekali terbayang oleh benak kita. Saya yakin semua hati akan setuju hal diatas adalah sulit.
Apalagi beberapa kondisi dan situasi itu datang tiba-tiba, bahkan sebelum kita melakukan persiapan. Bagi banyak orang, menerima hal tersebut adalah hal sulit bahkan seringkali menjerumuskan diri untuk putus asa dan melakukan hal-hal yang negatif, tapi nyatanya ada juga beberapa orang yang mampu menerima dengan sangat senang dan lapang hati.
Mari kita coba uraikan ya...
Kita awali cakupan menerima tentang diri sendiri, baik fisik maupun psikis. "Allah Ta'ala menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk", kalam ini sangat familiar di telinga kita. Wajib bagi kita mengimaninya. setelah kita melihat dan mengamati isi dunia, ternyata ciptaan Allah bermacam-macam bentuknya. Kita bahkan memiliki istilah untuk menamainya tidak sempurna, tidak sama, bahkan pernah terbesit kok bentuknya begini ya, kenapa kok sangat berbeda dengan yang lain? kok saya harus melewati hal yang ini ya? dan kok-kok-kok yang lain.
Wajar gak sih kita manusia berpikir atau berucap seperti itu? menurut saya ya wajar tapiii
Jika manusia mau lebih mengenal Allah Ta'ala, mengenal sifat-sifatNya maka berpikir yang seperti itu tadi akan cepat diganti dengan cara berpikir yang seharusnya sudah Allah perintahkan, "Aku sesuai dengan prasangka hambaku". Memang bukan hal yang mudah dan tidak semua orang sadar akan hal ini.
Palka hati dan pikir kita memang berbeda, tapi seandainya kita mau berusaha untuk berubah, lebih mau mendekat dan lebih mengenal insyaallah akan sesuai dengan usaha yang kita lakukan.
Apapun tentang kita, jika mau disandarkan kepadaNya maka akan mudah. Sulit, tapi memudahkan.
Begitu juga dengan menerima. Menerima bisa kita artikan dengan bersyukur. Jika kita mau bersyukur akan apapun maka nikmat itu akan ditambah olehNya, tapi jika kita kufur atau menyia-nyiakan nikmatNya ketahuilah bahwa akan datang adzabNya yang sangat pedih.
Kita sudah seharusnya bersyukur tentang apapun yang sudah kita terima hingga hari ini. Bersyukur dengan yang sudah Allah takdirkan kepada kita. Bersyukur yang tidak serta menerima saja dan berpangku tangan, melainkan bersyukur yang juga merawat, menjaga dan senantiasa berusaha menebar kebaikan.
Pada dasarnya kita berkewajiban untuk berpegang teguh pada kalamNya, sebab Dia yang Maha Tahu tentang kita, serba tahu akan yang paling terbaik untuk kita. Mungkin kondisi buruk dan hancur bagi kita adalah hal yang paling buruk bagi kita, tapi Kata Allah, itu terbaik untuk kita, terbaik untuk kualitas diri kita. "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" Hal ini yang harus sering kita ingat dan kita tanam di benak dan hati kita.
Sudah seharusnya kita menerima, jika kita tidak menerima atau menolak malah akan membuat diri kita akan lebih sulit. Kita akan merasa sulit menjalani sepanjang hari kita. Ibarat kita akan masuk ruangan milik kita, tapi melewati pintu orang lain. ya tidak bisa!! Bagaimanapun itu pintu orang lain bukan pintu kita.
Perlu terus kita ingat, menerima adalah proses, menerima adalah bersyukur, menerima adalah tentang merawat, menjaga dan terus melakukan kebaikan.
Mari kita terus mengisi diri kita, palka hati dan pikir kita dengan kebutuhan yang diperlukan oleh diri kita. Semua ada caranya, semua ada ilmunya. Sumber ilmu sudah tersebar diman-mana. Teknologi canggih yang sudah menjadi kawan sehari-hari kita, harus dimanfaatkan dengan sebanyak-banyaknya untuk hal-hal positif, untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri kita.
Semoga kita semua menjadi hamba yang sabar, lapang, kuat, dan ikhlas menerima apapun pemberianNya, Amiin
Yang masih selalu berusaha menerima, 10 Romadhon 1442 H

1 komentar
Suka nimbrung di blog ini, terus berkarya mbk be,,
ReplyDeleteKu tunggu tulisan tulisan berikutnya. Makasihh 😊😊😊
Silakan tinggalkan pesan, saran, masukan disini yaaa....