Fajar sepertiga malam hampir lewat
Kala angkasa masih pulas dengan gelap
Tak kuasa berkelip sinar para bintang
Dipaksa sembunyi mendung yang datang
Bersahut tanpa terganggu sebuah ragu
Seolah mengetuk jendela yang terkantuk
Menyadarkan jiwa penuhi panggilan subuh
Bersama langkah rengsa pagi buta
Rintik segera turun tuju buntala
Disusul kawanan rinai yang gembira
Menyertai perburuan ruang untuk doa
Dingin masih bergelayut di bumantara
Beriringan sepoi angin menyambut sadar
Tunaikan abdi dalam bungkuk dan ringkuk
Menghantar pinta pada Sang Petunjuk
Kokok jantan tak pernah absen berdalih
Menyambut hari meski tanpa sinar baskara
Namun kali ini urung menyapa pagi
Sebab awan abu-abu masih berat beranjak
Masih terbetik bahana rinai hujan
Pada tanah juga sebanyak genangan
Bulu-bulu kain tebal kian bersorak
Mengundang malas abaikan bisikan beban
Untungnya tak ada memori sendu
Apalagi harus tentang kamu dan kamu
Aku bisa cukup berdamai di pangkuan lagu
Menyusuri nikmat dalam pelukan syahdu

