Bukan Sekadar Usia Raga
Sudah lama saya menyimpan judul
ini dalam draf yang tak kunjung menemukan narasinya. Judul ini muncul ketika
saya berziarah kepada ulama tepatnya ketika acara haul beliau. Kekaguman saya
pada salah satu momen saat berziarah adalah kedatangan orang-orang untuk
berziarah dan mengikui rangkaian acara peringatan haul ulama/waliyullah.
Mereka datang dari berbagai
daerah di penjuru nusantara, rela berangkat beberapa hari sebelum acara
berlangsung, apalagi mereka yang menyisihkan sebagian rizkinya untuk ditabung
demi bisa berangkat mengunjungi dan ikut acara haul. Ketika acara berlangsung mereka
juga rela berjalan berdesakan dengan ribuan bahkan puluhan ribu peziarah
lainnya untuk sampai di lokasi acara. Rasanya tak habis-habis rasa kagum
bercampir heran yang selalu menyertai saya saat menyaksikan sepanjang malam dan
siang itu.
Seketika senandika saya aktif,
terus mencerca pertanyaan tentang bagaimana bisa orang sebanyak ini bisa
berkumpul disini, mengapa mereka bersedia dan rela melakukan ini padahal ada
banyak dari mereka yang belum sama sekali bermuwajahah dengan yang dikunjungi.
Bagaiamana mereka begitu yakin akan hal baik yang bakal mereka terima setelah
berziarah dan mengikuti acara haul tersebut? Pertanyaan ini juga sempat
terbesit dalam benak saya, jadi mari kita bahas!!
Pertama kali yang saya temukan
dari rentetan peristiwa di atas adalah kebaikan. Ada hal-hal baik yang
dilakukan oleh sang ulama yang sesungguhnya beliau lakukan tidak hanya untuk
dirinya sendiri melainkan untuk sekitarnya. Bahkan kebaikan para ulama tidak
terbatas pada sesama manusia tapi juga pada makhluk lainnya. Hal ini sering
saya peroleh dari kisah teladan wali dan ulama dari guru-guru saya dan
buku-buku yang saya baca.
Ulama dan para wali Allah tidak
terpisahkan dari kebaikan. Prinsip hidup mereka adalah banyak berbuat kebaikan
yang dipraktekkan melalui jalan dakwah. Sebab menjadi suatu keharusan bagi ahli ilmu
untuk berbagi ilmunya dan meneruskan rantai keilmuannya kepada orang lain
(santri) sebagai tujuan hidupnya
memakmurkan agama Allah.
Pada perjalananan dakwah mereka
inilah, kebaikan yang ditanam menjadi magnet bagi sekitarnya hingga menimbulkan
simpati dan cinta kepada sang ulama juga ajaran agama. Sebab orang-orang merasa dibantu
menyelesaikan masalah hidupnya, merasa diringankan dalam menjalankan tugas hidupnya,
merasa mendapatkan ilmu, pengetahuan dan wawasan baru untuk bekal keseharian
mereka.
Namun, dengan kuasa Allah SWT
kebaikan mereka menjadi keberkahan di kemudian hari meski jasad mereka tidak
lagi satu dimensi dengan kita. Keberkahan dari amalnya terus mengalir
mengiringi keabadian namanya di benak dan hati banyak orang meski kita tidak
pernah menemuinya secara langsung. Begitulah cara Allah mencintai hambaNya dan
hamba-hamba yang mencintainya.
Keilmuan yang pernah beliau
sampaikan kepada santrinya dan teladan yang beliau tanamkan ikut serta abadi
menyertai keseharian santri juga orang-orang yang mendengar dan membaca
kisahnya. sebab dari yang beliau berikan, kita bisa menerima dan mengamalkannya
di kehidupan kita sehingga dengan izin Allah hal-hal baik bisa kita
raih bahkan dengan mudah.
Panjang umur kebaikan, Begitulah kalimat
yang cukup mewakili peristiwa ini. Manusia sudah pasti akan menemui
batasnya di dunia ini, tapi karyanya akan tetap abadi sepanjang masa baik karya
dari ide cemerlangnya maupun karya kebaikan yang disebarkan untuk sekitarnya.
Setiap kebaikan yang diberikan
kepada sekitarnya – apalagi tanpa pamrih - akan meliputi kebahagiaan bagi
yang menerima yang mana perbuatan ini adalah amal terbaik menjadi seorang hamba. Berbagi
kebahagiaan dengan orang lain merupakan keharusan kita sebagai makhluk sosial
sebab keharmonisan akan segera tumbuh diantara kita.
Namun, perlu dicatat dan disadari dengan baik bahwa ada satu nasihat penting tentang kebaikan yang perlu kita waspada. Mengutip dari buku “Tumbuh” karya Syarifah Fatima Musawa bahwa kita memang harus selalu berbuat buuak dan menjadi orang baik, TAPI setiap orang punya porsinya masing-masing, tidak semua orang pantas menerima kebaikan kita. Dan dengan mempertimbangkan apa yang orang-orang butuhkan lebih dari apa yang mereka minta juga salah satu kasih sayang kita kepada orang lain.
Maka dari itu, tidak mengherankan
jika sang pelaku kebaikan telah meninggalkan dunia, akan banyak orang-orang turut kehilangan bahkan bagi orang-orang yang baru saja mengenalnya. Banyak orang akan menaruh
hormat atas dasar kebaikan yang pernah dia perbuat. Sebab sejatinya kebaikan
adalah kebahagiaan bagi yang memberi dan menerima, sebab kebaikan akan
terkoneksi dengan ketenangan hati yang mana selalu menjadi dambaan semua
manusia.
Satu peristiwa hebat juga terjadi
akhir mei kemarin. Hal ini tidak lepas pula dari kehebatan sosial media yang
menyebarkan kabar baik tersebut. Seorang anak salah satu tokoh nasional
tertimpa musibah hanyut dan tenggelam di salah satu sungai di Luar Negeri. Dia
hilang selama empat belas hari. Kabar ini berhasil membuat kita bersedih nasional. Media yang memiliki peran telah mengambil andil
banyak dalam menyebarkan atmosfer haru biru sebab tangan-tangan cerdas penghuninya berhasil menayangkan jejak kehidupan laki-laki tersebut.
Lalu, apa yang media peroleh dan bagikan? Laki-laki tersebut ternyata adalah min ahlil khoir, dia banyak melakukan kebaikan yang tidak banyak diketahui oleh publik bahkan oleh orang tuanya.
Banyak orang yang sedih atas musibah yang menimpa si penebar kebaikan
ini apalagi keluarganya adalah keluarga yang masyhur akan kedekatan, keakraban
dan kebaikan. Anggota keluarga yang sangat saling sayang satu sama lain yang getaran
kasih sayangnya menembus layar dan jutaan hati kami yang menyaksikan.
Setalah dia dipeluk indahnya Bumi Allah yang sangat elok selama dua pekan, akhirnya dia kembali ke nusantara dengan sambutan dan iringan doa yang luar biasa haru nan khusyuk hingga jasadnya dikebumikan.
Begitulah kabarnya orang-orang yang dicintai Allah yang insyaallah
diridhoi Allah. Banyaknya orang yang menghormat di sisa hak terakhirnya diberikan, menjadi bukti akan spesialnya orang tersebut di sisi Allah Ta’ala.
Dia bukan seorang ulama kondang melainkan sekadar manusia sederhana yang ringan berbagi cinta hingga peroleh cinta
Maha Penyayang yang dengan amal kebaikannya semesta juga mencintainya.
Subhanallah..
Nah, pada kisah kali ini saya ingin berbagi tentang gambar logo di atas. Sebab tidak hanya satu atau dua saja yang bertanya tentang maksud logo itu dan ada kaitannya dengan tulisan kisah kali ini. Jadi mari simak tulisan saya yaa....
Logo yang beberapa tahun terakhir ini menyertai unggahan dan aksesoris pribadi saya, itu bermula dari keinginan saya memiliki personal branding, yang bagi saya bisa dimulai dari membuat logo gitu.
Nah.. muncullah ide untuk menciptakan logo tersebut. Saya yang lebih kondang dipanggil dengan cara baca imalah, akhirnya pencarian saya berhenti pada satu hewan yang sebutannya bisa dipinjam untuk suku kata nama saya, ialah BEE dan B dalam ejaan alfabet Indonesia dan jadilah BEE-B.
Selanjutnya, untuk menguatkan personal branding terwujud saya tambahi elemen buku dan pena yang mewakili kesukaan saya pada membaca dan menulis. Dan lagi-lagi saya pinjam bahasa Inggris untuk memperkenalkannya yakni Book. Jadi kalau disandingkan akan terbaca Bee - B - Books. wkwkwkwk
Bunga Sepatu atau nama latinnya Hibiscus Rosa Sinensis, saya pilih untuk menghiasi huruf B karena sepengetahuan saya saat belajar di bangku sekolah dasar, bunga itu adalah bunga yang memiliki bagian paling sempurna. Lalu, bunga-bunga kecil warna kuning juga saya pasang untuk memberikan aksen ceria dan semangat. Begitu...
Nah.... tidak lama ini, saya mendapatkan hal baru yang rasanya cukup tepat untuk menguatkan logo personal branding saya. Apa itu?
Bee yang berati lebah, namanya diabadikan dalam surat Al-Quran dengan nama An Nahl yang lebih tepatnya lagi, surat tersebut menempati urutan ke 16 yang kebetulan juga persis dengan tanggal spesial saya. Hehehe
Ada salah satu ayat dalam surat tersebut yang menjadi semangat saya dalam menjalani keseharian,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
"Barang siapa yang berbuat kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepada kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan" (QS. An Nahl : 97)
Ayat di atas membawa pesan dan kabar yang baik tentang kebaikan yang saya rasa menjadi penguat tulisan kisah saya kali ini. Bukan begitu kawan?? Hehehe
Ada satu lagi yang saya temukan untuk lebih menaukidi logo saya. Kali ini saya temukan dari unggahan story akun yang saya ikuti. Huruf B yang berjumlah 3 dari Bee - B - Books saya padukan dengan temuan saya tentang B3. Istilah yang seharusnya ada dalam diri manusia dan dijalankan secara bersamaaan dan beriringan, khususnya saya seorang perempuan, yakni Beauty, Behavior dan Brain.
Semoga makna yang saya taruh pada simbol-simbol logo menjadi doa dan harapan bagi saya pribadi agar segera menemukan sejatinya personal branding dan semoga pembaca selalu memiliki kesempatan berbuat baik, dan dikelilingi oleh kebaikan, Amiin
Pada enam belas pagi yang kesekian, yang semoga tidak sekadar panjang usia raga namun juga panjang usia kebaikan, terima kasih.
16062022

1 komentar
Kado terbaik untuk diri sendiri✨️
ReplyDeleteSilakan tinggalkan pesan, saran, masukan disini yaaa....