Seorang Anak

by - September 07, 2022

 


Setelah saya tumbuh menjadi dewasa, saya patut mengucap syukur atas banyaknya anugerah kesempatan, diantaranya bisa menerima berbagai khazanah ilmu juga pengalaman mendengar dan menyaksikan karunia Allah melalui manusia di sekitar saya. Ditambah lagi bisa ikut serta mengambil peran di dalamnya. Ada banyak hal yang saya kira memberi, tapi nyatanya saya lebih banyak menerima dan belajar.

Kali ini saya ingin berderma catatan tentang hasil pengamatan saya terhadap kondisi nyata menjadi anak manusia, berdasarkan pengalaman membaca dan turun serta dalam situasi mereka.

Saya dan anda adalah anak manusia, generasi pertama atau keturunan kedua begitulah kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan arti anak.

Kita tahu, sebelum anak terlahir di dunia, ada proses biologis yang terjadi antara seorang wanita dan laki-laki. Kemudian tumbuh di dalam dan keluar dari rahim seorang wanita. Dilahirkan ke dunia menjadi seorang bayi lalu bertumbuh hingga menjadi seorang dewasa. Pada tahap usia anak-anak inilah perlu menjadi perhatian dewasa sekitarnya sebab belum adanya daya bagi anak untuk mencukupi kebutuhannya secara mandiri.

Sejak dinyatakan ada kehidupan di dalam rahim seorang wanita, ada hak yang perlu diberikan oleh si calon ibu dan ayah. Pertama, hak hidup dan mendapatkan penghidupan yang layak serta memperoleh perlakuan benar yang optimal. Tahap awalnya bisa kita beri istilah kesediaan dan penerimaan atas kehadiran si calon bayi. Sebab koneksi psikologis ini bisa tersambung kuat dengan memori si calon bayi yang akan berdampak pada kehidupan di dunia kelak. Terdapat pengecualian jika adanya dampak buruk bagi kesehatan bayi atau ibu yang mengandung sehingga membutuhkan tindakan tertentu.

Calon bayi yang mulai tumbuh sudah memiliki kebutuhan yang tidak bisa ia penuhi sendiri, maka dari itu butuh ibu dan bapak untuk memenuhi kebutuhannya baik dari segi kebutuhan jasmani atau rohani. Sebab kelak, kesehatan jasmani dan rohani anak bermula dari pemenuhan kebutuhan anak dari orang tuanya.

Bisa kita lihat bersama, bagaimana budaya kita memperlakukan calon bayi agar lahir sesuai dengan harapan. Perhelatan acara khusus sebagai bentuk rasa syukur atas kehadirannya melalui doa bersama dan berbagi sedekah dengan berbagai macam cara yang tak tertinggal buntut filosofi luhurnya, mulai dari 3 bulan hingga 7 bulan usia kehamilan. Budaya ini dimaksudkan supaya kelak calon bayi memiliki perangai diri yang baik, benar dan sesuai tuntunan agama.

Catatan penting yang perlu kita hafal dan paham betul, bahwa kita tidak bisa memilih atas anak kita siapa dan bagaimana atau anak memilih orang tua siapa dan bagaimana. Untuk itu keduanya perlu penerimaan yang lapang dan perlu terus berusaha menunaikan hak dan kewajiban masing-masing. Apalagi ibu dan bapak bayi yang sudah seharusnya memiliki kesadaran tannggung jawab akan hak dan kewajiban.

Saya menemukan banyak hal dari sekitar saya, bahwa pola asuh orang tua/ orang dewasa sangat berdampak besar pada kehidupan anak, sebab tempat belajar pertama anak mengenal dunia dan sekitarnya adalah dari Ibu, bapak atau orang dewasa di sekitarnya. Sikap dan perbuatan bahkan perkataan akan banyak memengaruhi kehidupan anak hingga kelak ia menjadi dewasa. 

Untuk itu patutlah sebagai orang tua tidak enggan untuk terus belajar dan menambah ilmu tentang menjadi orang tua. Memang tidak ada sekolah khusus menjadi orang tua apalagi pelajaran yang saklek tentang pertumbuhan dan perkembangan anak toh keunikan dan keistimewaan setiap anak pasti berbeda begitu juga dengan masa si anak tumbuh dan berkembang.

Pada era globalisasi, wawasan ragam keilmuan kian melek apalagi terbantu dengan media yang mudah diakses oleh banyak orang. Hal ini membawa manusia semakin sadar akan pengetahuan baru yang butuh untuk diterapkan. Maka dari itu, hari ini kita bisa mengenal ilmu parenting. Sebuah keilmuan yang banyak dikembangkan oleh ilmuan barat ini sebenarnya telah lebih dulu disampaikan Nabi kita. Alangkah hebat, seandainya keilmuan barat yang berdasarkan penelitian bisa dipadukan dengan tuntunan Nabi kita. Insyallah harapan keluarga sejahtera akan tercapai.

Saya memang belum menjadi orang tua, tapi saya mulai paham bahwa menjadi orang tua bukan perkara yang mudah. Keduanya bukan lagi tentang dirinya sendiri saja, tapi juga tentang menjalankan peran suami, istri, anak atau bahkan peran lainnya. Bisa saya simpulkan bahwa menjadi orang tua adalah pilihan, oleh sebab pilihannya maka dia punya tanggung jawab menunaikan kewajiban dan memberikan haknya atas yang dipilihnya. 

Kewajiban menambah ilmu oleh semua orang harus terus ditunaikan, apalagi bertambahnya peran yang dipilih dan dijalankan. Kemudahan akses belajar melalui media teknologi bisa digunakan untuk misi ini. Para ilmuan dalam bidangnya juga banyak menyebarkan keilmuannya melalui media sosial sehingga bisa diakses dengan efektif dan efisien oleh kita yang terhalang jarak dan waktu.

Saya sering mendapatkan pengakuan dari anak-anak, terkait sikap orang tua yang merasa benar atas cara mendidik anaknya. Orang tua perlu menyadari bahwa mereka adalah manusia yang pasti pernah secara sengaja dan tidak sengaja berbuat salah atau keliru terhadap anaknya. Maka, mereka juga perlu mengungkapkan maaf sebagai bentuk tanggung jawab sehingga anak akan memperoleh contoh dari sikap dewasa tersebut. Begitu juga ungkapan terima kasih yang jarang sekali kita saksikan di sekitar kita, padahal sikap ini akan menumbuhkan sikap menghargai, menghormati dan merasa diakui pada diri seorang anak.

Hal-hal sederhana seperti diatas nyatanya sangat berdampak besar bagi karakter anak di kemudian hari, untuk itu perlu pembiasaan yang bisa dimulai dari orang tua atau lingkungan keluarga.

Orang tua tidak sepenuhnya menjadi objek kesalahan, tapi mereka yang tetap merasa benar dan tidak menghargai privasi anak adalah orang tua yang masih butuh banyak belajar. Istilah Toxic Parents muncul akibat dari perbuatan dan sikap orang tua yang kurang memahami peran anggota keluarga atau ilmu parenting. Kekeliruan paham pola asuh turun temurun yang masih menjadi pedoman juga melestarikan toxic parents, Untuk itu perlu bagi kita generasi yang melek ragam ilmu dan teknologi untuk memutus rantai kekeliruan dengan banyak ngangsuh ilmu, mempraktikannya dan menyebarluaskannya.

Kepada orang tua, ada hal-hal sederhana yang jangan sampai terlewatkan di kehidupan lima tahun awal seorang anak. Seorang pembicara termuda TED Talks, Molly Wright di usianya tujuh tahun dia mempresentasikan tentang perlunya orang tua/seorang pengasuh untuk sering dan sejak dini melalui  "melayani dan membalas" terhadap anak. Hal ini bisa dilakukan dengan senantiasa tersambung, bermain, berbicara dengan anak, rumah dan lingkungan yang sehat.

Silakan tonton sendiri disini Tentang Anak

Kepada orang tua, mari semangat belajar lagi dan lagi. Silakan menggunakan media sosial untuk wadah belajar. Jika suatu hari menemukan sesuatu yang sulit menjadi orang tua, Bapak/Ibu bisa mengambil jalan untuk berani konsultasi kepada ahlinya, seperti Konselor atau Psikolog.

Melalui tulisan ini, saya mempersilakan teman-teman untuk menghubungi saya untuk sekadar sharing dan bertanya terkait konsultasi. Saya akan membantu dengan senang hati dan bersama-sama menemukan orang (ahli) yang tepat untuk membantu permasalahan yang dihadapi. Silakan kirim email atau DM melalui akun saya.

Terima kasih sudah membaca sampai akhir, semoga orang tua kita dilimpahkan oleh Allah Swt, karunia jiwa raga sehat, panjang umur yang manfaat penuh barokah. Semoga kita juga diberikan kekuatan, kelapangan hati, ketangguhan menjalankan peran kita saat ini, Amiinn

Dari anakmu, Juli 2022

You May Also Like

0 komentar

Silakan tinggalkan pesan, saran, masukan disini yaaa....

Powered by Blogger.