Si Jengkel Bertamu
Pernahkah kalian jengkel pada seseorang? Atau jengkel pada diri sendiri?
Pernaaaaah!!!
Wajar sebagai manusia biasa, kita bukan nabi yang bisa sempurnaaa, ku tak luput dari dosaaaaa..wkwkwkwk
Jengkel itu semacam kesal dan dongkol yang dilahirkan oleh ekspektasi kita sendiri yang kemudian berjumpa realita eh malah meleset atau batal dari bayang-bayang indahnya. Bete dan kesal tak mau kalah menyusul si jengkel. Akibatnya diri kita di bawah kendali emosi uring-uringan. Begitu kan! Kurleb seperti itu.
Baru-baru ini saya baca buku tentang mengatasi rasa jengkel pada suatu hal atau orang yang pada faktanya si objek tidak bisa kita hindari. Repotkan!
Ketika jengkel itu datang, sebagai manusia biasa dengan emosi yang sangat labil, pastinya kita cenderung akan marah tapi pada kondisi tertentu respon marah harus ditahan. Supaya kita tidak memendam banyak emosi negatif boleh dicoba kita tarik nafas dulu (bolehlah ngomel sedikit asal tidak keterusan) dan tarik pikiran kita untuk mengetahui sumber kejengkelan tersebut.
Nah, alangkah baiknya dan pada akhirnya kita perlu berusaha melapangkan dada untuk mencari kebaikan dari objek kita. Sebab tentunya ada lebih banyak kebaikan yang sudah diberikan si objek kepada kita.
Jengkel pada orang yang sudah sangat dekat dengan kita dan tidak bisa kita membencinya, maka coba carilah minimal sepuluh kebaikan yang sudah dia berikan hari ini. Jika masih ada cari sepuluh lagi. Maka insyaallah jengkel kita akan mulai sirna.
Jengkel pada diri sendiri? Ya coba cari kebaikan yang sudah diri kita lakukan. Pastinya kita pernah melakukan kebaikan, pernah berusaha, pernah semangat dan pernah berdoa sungguh-sungguh.
Gimana kalau pada takdir? Tidak menutup mata akan realita bahwa banyak orang yang kecewa dengan apa yang dihadapi yang kemudian naudzubillah menyalahkan Tuhan. Mereka kesal, jengkel hingga enggan percaya akan kekuasaan Tuhan.
Padahal dibalik rasa jengkel tersemat secercah hikmah, sebuah pelajaran yang perlu diambil untuk dipahami. Malah dari jengkel yang sebenarnya tidak berhak kita tampakkan ada bentuk kasih sayangNya kepada kita supaya kita menjadi lebih dewasa, lebih logis, tentunya menjadi manusia yang lebih baik.
Coba renungkan kebaikan Allah kepada diri kita hari ini saja, tentulah tak mampu kita menghitungnya. Sampai rasanya tidak ada ruang dan kesempatan untuk jengkel, kecewa, marah apalagi buruk sangka atas peristiwa yang menimpa kita.
Mari kita sama-sama terus berusaha belajar melapangkan hati agar lekas bersyukur setelah mengeluh, setelah jengkel bertamu.
Memang tidak mudah memahami maksud takdirNya apalagi menjalani ketetapanNya yang bagi kita sulit, tapi Allah selalu berpihak dan menyertai hambaNya yang mau bertahan, bersungguh-sungguh, dan senantiasa berserah kepada TakdirNya. Sudah banyak janji-janji Allah di dalam Al Quran tentang siapapun yang mau beramal baik meskipun untuk dirinya lebih-lebih untuk orang lain.
Nah begitu, secuil tips and trik mengatasi jengkel yang barangakali bisa berguna. Barangkali ada yang mau nambah tipsnya silakan tulis di bawah yaa...
Terima kasih sudah membaca, senantiasa sehat jiwa raga!

0 komentar
Silakan tinggalkan pesan, saran, masukan disini yaaa....