Semenjak terjun dalam aktifitas tulis menulis, banyak sekali hal-hal luar biasa yang saya temui. Selain mendapatkan ilmu baru, disana saya menemukan pelipur untuk menghilangkan kengerian emosi negatif. Sebab bagi saya menulis layaknya sebuah terapi.
Saya merasakan sebuah proses meredamnya kalut emosi yang menguasai diri. Ketika saya mulai menulis, saya bisa menikmati estetika kalimat-kalimat yang saya rangkai, saya sangat antusias bisa mendengarkan nasihat dan kata mutiara orang-orang luar biasa, meski hanya bersua lewat karyanya, kemudian saya dibawa menikmati fokus menggali ingatan, memutar pikiran, dan bermain dengan diksi. Rupanya ada energi yang membantu untuk meluapkan emosi negatif yang tertahan oleh diri.
Alhamdulillah, tidak disangka saya bisa dan sudah berjalan jauh, beberapa tulisan telah saya terbitkan dalam laman blog pribadi. Setiap saya membacanya lagi, selalu saja masih bertemu banyak typo, alur tulisan yang tak beraturan, diksi yang kurang pas dan juga pemahaman yang masih tidak tepat.
Di antara rasa syukur atas langkah yang jauh, muncul juga keheranan pada diri sendiri atas yang saya jalani ini, sering tersenyum pula saat membacanya lagi. Meskipun masih jauh dari kata sempurna, tapi nyatanya saya berhasil menulis ratusan ribu kata yang kemudian melahirkan pemahaman baru khususnya bagi saya pribadi.
Tulisan saya sekadar kisah yang pernah saya alami dan hadapi dan berbagi ilmu yang sedang saya tekuni, yakni konseling. Sesekali saya mengasah olah diksi saya lewat tulisan genre prosa, yang insyaallah bisa disebut puisi. Berawal dari hanya menulis, alhamdulillah bisa terbit sebuah karya. Saya juga sangat bersyukur jika beberapa tulisan mendapatkan respon positif dari pembaca. Bahagia.
Begitulah yang saya rasakan selama proses menulis juga membaca, barangkali dari teman-teman ada yang tertarik untuk mencoba, monggo!!
Dengan menulis, saya bisa banyak membaca diri saya dan membaca apa yang ada di sekitar saya. Selanjutnya saya belajar memahaminya, dari Mengapa dan Bagaimana yang saya hadapi.


