Pernah suatu kali saya membaca postingan dari feed ig salah satu akun dakwah, disana tertulis petikan dawuh dari Kiai Husein Muhammad yang berbunyi "Semua konflik kemanusiaan berasal dari ketidakmampuan manusia memahami manusia lain". Kalau saja saya berada di depan beliau saat dawuh ini terucap, maka saya dengan yakin akan menganggukkan kepala saya tanda sangat menyetujuinya.
Saya tambah lagi penguatan dawuh dari Gus Baha di salah satu ceramahnya, "Saya mohon, siapapun yang mencintai agama ini harus banyak baca, jangan menuruti emosi kemudian emosi itu diatas namakan agama" yang kemudian di-repost oleh salah satu kiai muda asal Madura, Lora Ismail al Kholilie dengan tulisannya "Ilmu itu sangat-sangat luas, makanya membaca itu penting. Orang banyak bacaannya akan luas wawasannya, fikirannya dan hatinya juga akan luas, nggak gampang ingkar dan gak mudah ngegas"
Nah itu beberapa potongan dawuh yang berbobot dari para ulama yang menggambarkan kondisi diantara kita pada masa ini. Banyak yang asal tuduh sebab ilmu yang masih mentah dan cetek. Banyak yang meremehkan sebab pengetahuan yang sempit dan enggan mencari tahu. Banyak juga nih yang malah menghina, mengeluarkan ujaran kebencian yang bahkan persoalan itu tidak sama sekali mempengaruhi kehidupannya. Wah.. parah memang kalau yang terkahir ini! Banyak bukan berarti semua yaa.. alhamdulillah kalau kita tidak termasuk bagian itu.
Nah, menurut teman-teman kenapa banyak orang yang mudah berlaku seperti itu?
Menurut dari yang saya baca, mereka enggan mencari tahu yang sebenarnya, enggan bertanya pada yang ahli, enggan tabayyun. Padahal, jika mereka mau, sangat banyak sekali cara untuk dilakukan, berkomentar baik, menghargai pendapat, mendoakan, atau jika tidak mampu mending diam saja. Seperti bunyi Hadits Nabi "Barang siapa yang beriman kepada hari akhir maka berkatalah yang baik atau diamlah". Kalau dawuh kiai saya "jika kamu tidak mampu membuat bahagia yang lain maka jangan menyakiti".
Supaya kita tidak mudah menuduh yang tidak baik atau meremehkan suatu hal, kita sudah sewajarnya ada usaha untuk cari tahu, memperbanyak informasi, atau bahasa intrusksinya memperbanyak ilmu. Siapa saja yang banyak ilmunya, luas wawasannya tidak akan gampang menilai salah orang atau keadaan apalagi berani meremehkan atau bahkan menghina. Mereka yang bersedia usaha banyak tahu akan bertabayyun dulu, mencari bukti dulu, melihat orang atau keadaan dari berbagai sisi lalu memilih respon yang tepat.


